Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tengah Pandemi Covid-19, Kasus Flu "Hilang" di AS

Kompas.com - 27/02/2021, 08:23 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Editor

KOMPAS.com - Februari biasanya menjadi puncak musim flu, di mana klinik dokter dan rumah sakit disesaki para pasien. Tapi hal itu tidak terjadi tahun ini.

Flu hampir hilang sepenuhnya di Amerika, di mana laporan menunjukkan tingkat yang jauh lebih rendah dibanding dalam puluhan tahun terakhir.

Para pakar mengatakan bahwa langkah-langkah yang diambil untuk menangkis virus corona, seperti pemakaian masker, menjaga jarak fisik dan sekolah virtual, menjadi faktor penting dalam pencegahan “epidemi kembar” flu dan Covid-19.

Baca juga: Rusia Temukan Kasus Baru Virus Flu Burung H5N8 Menular ke Manusia

 

Laporan itu juga menyebut, dorongan agar lebih banyak orang divaksinasi flu mungkin juga membantu, sebagaimana juga berkurangnya jumlah orang yang bepergian.

Kemungkinan lainnya adalah virus corona jenis baru penyebab Covid-19 pada dasarnya telah menyingkirkan flu dan penyakit menular lain yang biasanya umum diidap selama musim gugur dan musim dingin.

Para ilmuwan tidak sepenuhnya memahami mekanisme di balik itu, tetapi itu konsisten dengan pola yang tampak ketika strain flu tertentu mendominasi jenis lainnya, kata Dr. Arnold Monto, pakar penyakit flu di Universitas Michigan.

Baca juga: Menkes Inggris: Kita Bisa Hidup dengan Covid-19 seperti Halnya dengan Flu

Secara nasional, “ini adalah musim flu terendah yang pernah kami catat,” menurut sistem pengawasan yang sudah dilakukan selama 25 tahun, kata Lynette Brammer dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Beberapa pihak rumah sakit mengatakan aliran pasien flu yang biasanya ada tidak terjadi kali ini.

Di Maine Medical Center di Portland, rumah sakit terbesar di negara bagian itu, “Saya tidak melihat ada kasus flu yang tercatat musim dingin ini,” kata Dr Nate Mick, kepala bagian gawat darurat.

Baca juga: 5 Mitos Salah soal Vitamin, Benarkah Vitamin C Mencegah Flu?

Demikian juga di ibu kota Oregon, di mana klinik pernapasan rawat jalan yang berafiliasi dengan Rumah Sakit Salem belum menemukan kasus flu yang terkonfirmasi.

Data itu mencengangkan mengingat flu telah lama menjadi ancaman penyakit menular terbesar di Amerika.

Dalam beberapa tahun terakhir, flu menjadi penyebab terjadinya 600.000 hingga 800.000 rawat inap tahunan dan hilangnya 50.000 hingga 60.000 nyawa.

Baca juga: Vaksin Flu Kurangi Risiko Covid-19 pada Anak-anak, Studi Jelaskan

Di seluruh dunia, penyakit flu juga tampak dalam tingkat yang sangat rendah di China, Eropa dan daerah lainnya di belahan Bumi utara.

Demikian juga menurut laporan yang menyebutkan sedikitnya laporan flu di Afrika Selatan, Australia dan negara lainnya di belahan Bumi selatan pada bulan-bulan musim dingin, sejak Mei hingga Agustus tahun lalu.

Lain halnya dengan Covid-19 yang telah membunuh lebih dari 500.000 orang di AS. Kasus Covid-19 dan angka kematiannya mencapai rekor pada bulan Desember dan Januari, sebelum perlahan menurun baru-baru ini.

Baca juga: Masih Sakit Flu Padahal Sudah Jarang Keluar Rumah, Ini Alasannya

Di sisi lain, jumlah rawat inap terkait flu tahun ini hanyalah sebagian kecil dari situasi yang sama pada musim flu yang ringan, kata Brammer, yang mengawasi pelacakan virus tersebut di CDC.

Data kematian akibat flu untuk seluruh penduduk AS sulit untuk dikumpulkan dengan cepat, namun pejabat CDC terus menghitung kematian akibat flu pada kelompok anak-anak.

Selama apa yang biasanya menjadi musim flu tahun ini, baru satu kasus kematian flu pada anak-anak yang tercatat, dibandingkan 92 kasus pada musim flu tahun lalu.

Baca juga: 4 Cara Mengobati Sakit Kepala akibat Flu

“Banyak orang tua akan memberi tahu Anda bahwa tahun ini anak-anak mereka sehat terus, karena mereka tidak berenang di kolam penuh kuman di sekolah atau tempat penitipan anak seperti tahun-tahun sebelumnya,” ujar Mick.

Beberapa dokter mengatakan mereka bahkan berhenti mengirim spesimen untuk pengujian, karena mereka menilai tidak ada flu.

Meski demikian, banyak laboratorium menggunakan “tes multipleks” yang dikembangkan CDC untuk memeriksa spesimen, baik virus corona maupun flu, kata Brammer.

Baca juga: 8 Cara Mengatasi Flu dengan Cepat

Lebih dari 190 juta dosis vaksin flu didistribusikan kali ini, namun jumlah infeksi yang muncul sangat rendah sehingga sulit bagi CDC melakukan penghitungan tahunan tentang efektivitas vaksin itu, kata Brammer. Tidak ada cukup data, ujar Brammer.

Hal itu lantas menjadi tantangan untuk proses perencanaan vaksin flu musim berikutnya. Langkah itu biasanya dimulai dengan memeriksa jenis flu mana yang beredar di seluruh dunia dan memprediksi mana di antaranya yang kemungkinan akan mendominasi di tahun mendatang.

“Tapi tidak banyak virus flu yang bisa diteliti,” pungkas Brammer.

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Ini Beda Covid-19, Flu, dan Alergi

Disalin dari VOA Indonesia dan diedit oleh Asisten Editor Internasional KOMPAS.com Miranti Kencana Wirawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com