MOSKWA, KOMPAS.com - Beberapa dekade lalu, ilmuwan Soviet meneliti senjata biologis di sebuah situs di Volginsky, sekitar 70 mil di timur Moskwa.
Sekarang, situs itu digunakan untuk memproduksi secara massal vaksin yang bertujuan melindungi orang-orang di seluruh dunia dari virus corona.
CNN memeroleh akses eksklusif ke fasilitas, yang sekarang menjadi publik bagi Generium Pharmaceutical itu. Perusahaan itu telah dikontrak untuk meningkatkan produksi vaksin Rusia melawan Covid-19, Sputnik V.
Kompleks teknologi tinggi yang luas tersebut adalah salah satu dari tujuh pusat produksi baru di seluruh “Negeri Beruang Putih”.
Setiap langkah dalam proses produksi dirancang dan dikalibrasi dengan hati-hati. Termasuk didalamnya sistem penyaringan air yang ekstensif, untuk memproduksi vaksin baru secara massal.
"Pada prinsipnya, proses pembuatannya diketahui dalam skala kecil, skala laboratorium. Tetapi membuatnya dalam skala industri besar adalah perihal lain," kata Dmitry Poteryaev, kepala petugas sains di Generium kepada CNN dilansir Rabu (23/2/2021).
“Anda tidak bisa begitu saja beralih dari satu liter bioreaktor menjadi 100 liter atau 1000 atau 1 ton bioreaktor. Setiap proses berbeda, oksigenasi berbeda, keseimbangan massa berbeda,” jelasnya.
Baca juga: Rusia Ingin Perusahaan Farmasi Jerman Juga Produksi Vaksin Sputnik V
Dia mengatakan masalah tersebut telah diatasi beberapa bulan lalu dan pabrik sekarang siap untuk meningkatkan produksi lebih lanjut.
"Sekarang, kami memproduksi beberapa juta dosis setiap bulan dan berharap mendapatkan jumlah yang lebih tinggi, mungkin seperti 10 atau 20 juta dosis per bulan," kata Poteryaev.
Dalam lemari es yang sangat besar, dengan suhu yang lebih dingin daripada musim dingin Rusia yang membeku, botol Sputnik V disimpan dalam peti, menunggu distribusi.
Menurut pihak perusahaan, setiap botol memiliki QR code uniknya sendiri, supaya bisa dilacak ke setiap pasien dimanapun mereka berada.
Vaksin ini telah menjadi salah satu yang paling banyak dipesan sebelumnya di dunia.
Setidaknya 30 negara, dari Argentina hingga Filipina, sejauh ini telah menandatangani kontrak untuk hampir 2,5 miliar dosis, menurut angka dari Dana Investasi Langsung Rusia (RDIF), yang bertanggung jawab untuk produksi global dan distribusi vaksin.
Baca juga: Beli Vaksin Sputnik V Rusia, Pemerintah Iran Dituding Gunakan Pertimbangan Diplomatis Bukan Medis
Tetapi permintaan di antara orang Rusia untuk Sputnik V sejauh ini terbukti kurang antusias.
Rusia adalah negara dengan salah satu jumlah infeksi Covid-19 tertinggi di dunia. Lebih dari 4,1 juta kasus dan terus bertambah. Tetapi negara itu juga memiliki tingkat keraguan vaksin tertinggi di dunia.
Satu jajak pendapat baru-baru ini, yang diterbitkan oleh Levada Center independen, menunjukkan hanya 38 persen orang Rusia yang bersedia divaksinasi.
Awal bulan ini, salah satu ilmuwan kunci di balik pengembangan vaksin mengatakan sekitar 2,2 juta orang telah menerima setidaknya dosis awal dari ketentuan dua suntikan. Jumlah itu kurang dari 2 persen populasi Rusia.
Sputnik V adalah vaksin pertama melawan Covid-19 yang disetujui untuk digunakan di mana saja di dunia Agustus lalu. Penggunaannya bahkan sebelum uji coba skala besar pada manusia diselesaikan.
Namanya diambil dari satelit pertama di dunia yang diluncurkan oleh Uni Soviet pada 1957, yang memulai perlombaan antariksa dengan Amerika Serikat.
Tapi ada skeptisisme awal yang luas tentang Sputnik V. Kritikus mengatakan "vaksin Putin" dirancang untuk menjadi yang pertama dalam perlombaan global, untuk memproyeksikan kekuatan Kremlin, terlepas dari seberapa efektif atau amannya vaksin itu.
Baca juga: Spanyol Akan Gunakan Vaksin Covid-19 Sputnik V jika Disetujui EMA
Hasil uji coba manusia berskala besar, yang diterbitkan dan ditinjau oleh rekan sejawat di jurnal medis Lancet awal bulan ini menunjukkan kemanjuran vaksin itu cukup mengesankan yaitu 91,6 persen.
Meski demikian, kelompok pemantau mengatakan banyak orang Rusia memiliki kecenderungan budaya untuk tidak memercayai lembaga medis. Mereka menilai hal itu sebagai cara pemerintah mengontrol dan ikut campur dalam kehidupan pribadi masyarakat.
Alexander Arkhipova, seorang antropolog sosial di universitas negeri yang dikenal sebagai RANEPA mengatakan alasan lain untuk keraguan masyarakat Rusia mungkin karena Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri belum divaksin. Meski pimpinan Kremlin itu sebelumnya mengatakan putrinya telah divaksinasi.
Kremlin telah menepis pertanyaan itu, dengan mengatakan Putin memiliki jadwal vaksin, dan ketika dia akhirnya diinokulasi, negara akan menyampaikannya pada publik.
Semua orang dewasa tanpa kondisi kesehatan bawaan di Rusia sekarang memenuhi syarat untuk mendapatkan vaksinasi gratis. Tapi kemajuan di Moskwa, misalnya, sangat lambat.
Di kota berpenduduk lebih dari 12 juta orang itu, sejauh ini kurang dari 600.000 yang telah divaksinasi, menurut Wali Kota Sergey Sobyanin.
Baca juga: Putin Menolak Disuntik Vaksin Covid-19 Sputnik V, Ternyata Ini Alasannya...