Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Setuju Kudeta Militer, Perusahaan Singapura Hentikan Bisnis dengan Polisi Myanmar

Kompas.com - 19/02/2021, 18:04 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

SINGAPURA, KOMPAS.com - Perusahaan Singapura menghentikan penjualan produk anti-drone ke polisi Myanmar dan membatalkan kesepakatan dengan pihak bandara utama, sebagai respons terhadap kudeta militer.

Melansir Reuters pada Jumat (19/2/2021), TRD Consulting adalah di antara puluhan perusahaan di Singapura, yang merupakan sumber investasi terbesar Myanmar beberapa tahun terakhir.

Perebutan kekuasaan oleh militer pada 1 Februari dan penahanan ratusan orang, termasuk pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi, telah memicu sanksi internasional dan protes besar-besaran.

Baca juga: Demonstran Penentang Kudeta Myanmar yang Ditembak di Kepala Tewas di Rumah Sakit

"Kami tidak memiliki rencana untuk memasok produk anti-drone ke Myanmar sampai hukum yang sah didirikan kembali," demikian yang ditulis Direktur Pelaksana Sam Ong dalam email.

"Kami akan meninjau penjualan di masa mendatang dengan sesuai," jelasnya.

Baca juga: Jenderal Myanmar Kena Sanksi Inggris dan Kanada, Termasuk Para Menteri

Dia kemudian mengatakan perusahaan telah dalam proses menjual produk anti-drone ke Bandara Internasional Yangon, tetapi kesepakatan itu telah dibatalkan.

Perusahaan juga tidak akan menjual ke militer Myanmar.

Baca juga: Pedemo Myanmar Hasut Perusahaan Asing Tak Usah Bayar Pajak

TRD telah menjual kepada polisi Orion-7 pengacak sinyal drone, yang mengganggu sinyal komunikasi drone untuk memaksanya mendarat.

Ong mengatakan pengganggu tidak berpengaruh pada manusia.

Beberapa pengunjuk rasa telah meminta negara dengan lambang singa itu untuk mengambil tindakan lebih tegas terhadap junta militer Myanmar.

Baca juga: 6 Lebih Artis dan Sutradara Film Myanmar Diburu Militer Myanmar dengan Tuduhan Menghasut Pemberontakan

Massa mengancam akan memboikot merek-merek populer Singapura, seperti Tiger beer dan kafe Ya Kun Kaya Toast.

Menteri Luar Negeri Singapura Vivian Balakrishnan mengatakan pada Selasa (16/2/2021) bahwa pihaknya menentang sanksi yang meluas terhadap Myanmar dan tidak akan mencampuri keputusan bisnis perusahaan yang berkaitan dengan negara yang sedang berkonflik itu.

Baca juga: China Bantah Dukung Rencana Kudeta Militer Myanmar, Meski dapat Laporan Klaim Kecurangan Pemilu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com