Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Pemberitaan Beli Gedung secara Ilegal, Ini Klarifikasi Pihak Sukanto Tanoto

Kompas.com - 13/02/2021, 14:38 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kabar pembelian gedung Ludwigstrasse di Jerman oleh Sukanto Tanoto secara ilegal telah diklarifikasi oleh pihak Sukanto.

Berdasarkan klarifikasi yang diterima Kompas.com, Sabtu (13/2/2021), pembelian gedung Ludwigstrasse 21 di München, Jerman, tidak berkaitan dengan kelompok usaha yang dikelola oleh Royal Golden Eagle (RGE) Indonesia.

Gedung tersebut merupakan kegiatan investasi keluarga Bapak Sukanto Tanoto yang dilakukan secara profesional dan telah memenuhi persyaratan serta prosedur yang berlaku di negara tersebut atau sesuai dengan best practices international.

Baca juga: Investigasi OpenLux Ungkap Gedung-gedung Milik Sukanto Tanoto di Jerman

Dalam klarifikasinya, Kepala Komunikasi Perusahaan RGE Indonesia Ignatius Purnomo menegaskan bahwa kelompok usaha yang dikelola RGE bukan hanya menjalankan operasional di Indonesia, melainkan di beberapa negara lain, seperti China, Brasil, dan Kanada.

Selain itu, dalam menjalankan kegiatan usaha mereka, RGE mengaku selalu menaati ketentuan dan peraturan yang berlaku di negara-negara tersebut. 

Mereka juga mengeklaim telah menjunjung tinggi prinsip-prinsip bisnis yang berkelanjutan, imbuh keterangan tersebut.

Baca juga: Begini Progres Pembebasan Lahan Sukanto Tanoto di Ibu Kota Baru

Diwartakan Kompas.com sebelumnya, dengan melansir dari Deutsche Welle Indonesia, sebuah kolaborasi jurnalis internasional dalam proyek OpenLux menyisir data-data yang ada di perbankan Luksemburg, yang diduga menjadi bagian dari operasi pengemplangan pajak para miliarder dunia.

Dokumen-dokumen OpenLux mengungkap kepemilikan ilegal gedung-gedung Sukanto Tanoto dan anaknya, Andre, di Jerman.

Dokumen tersebut mengeklaim, pada 2019, Andre Tanoto membeli satu dari tiga gedung mewah rancangan arsitek kondang Frank O. Gehry di kota pusat perekonomian Düsseldorf, ibu kota negara bagian Nordrhein Westfalen (NRW).

Baca juga: 5 Things To Know, Tanah Sukanto Tanoto hingga Penghapusan IMB

Gedung tersebut dibeli seharga 50 juta euro (sekitar Rp 847 miliar). Tak lama kemudian, Sukanto Tanoto membeli bekas istana Raja Ludwig di München.

Gedung empat lantai itu sekarang menjadi kantor pusat perusahaan asuransi Allianz di kawasan prestisius Ludwigstrasse. Menurut dokumen OpenLux, gedung tersebut dibeli seharga 350 juta euro atau sekitar Rp 6 triliun.

Sumber dokumen OpenLux salah satunya adalah keterangan dari anggota Parlemen Uni Eropa dari fraksi Partai Hijau, Sven Giegold.

Baca juga: Ibu Kota Baru di Lahan Sukanto Tanoto, Siap Kembalikan hingga Tak Ada Kompensasi

 

Dia mengungkapkan bahwa keluarga Sukanto Tanoto melakukan pembelian terselubung lewat beberapa perusahaan cangkang di Cayman Islands, Singapura, dan Luksemburg.

Sven Giegold menyebutkan, pembelian terselubung biasanya dilakukan untuk pengemplangan pajak atau pencucian uang dan sangat merugikan Jerman, Luksemburg, dan Indonesia.

Dia juga menerangkan bahwa otoritas di Jerman tidak mengetahui konglomerat sawit asal Indonesia itu yang membeli properti-properti tersebut.

Baca juga: Menteri ATR soal Lahan Sukanto Tanoto: Enggak Perlu Negosiasi, Itu Tanah Negara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com