Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes atas Kudeta Tetap Banjiri Jalan-jalan Myanmar Meski Facebook, Instagram, dan Twitter hingga Jaringan Internet Diblokir Militer

Kompas.com - 07/02/2021, 08:22 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Ketika pengunjuk rasa membanjiri jalan-jalan Myanmar menyerukan diakhirinya kudeta militer pada Sabtu (6/2/2021), akses internet negara itu hampir seluruhnya ditutup.

"Rezim telah memutus semua jalur internet di tengah protes yang sedang berlangsung terhadap #militarycoup," tulis Myanmar Now, sebuah kantor berita independen lokal, di Twitter.

Konektivitas turun sekitar 16 persen pada Sabtu pagi, menurut NetBlocks. Namun hari itu konektivitas terus turun menjadi sekitar 54 persen dari tingkat biasa, kata perusahaan pelacakan internet yang berbasis di London itu.

NetBlocks mengatakan ada penutupan "hampir total" yang berlaku di negara itu. "Pemadaman informasi kemungkinan akan sangat membatasi cakupan protes anti-kudeta," tambahnya di Twitter.

Foto yang diposting online oleh Myanmar Now menunjukkan pengunjuk rasa berbaris di Yangon, kota terbesar di negara itu pada Sabtu (6/2/2021).

Foto lain menunjukkan polisi anti huru hara berbaris di jalan, menurut laporan Business Insider.

Baca juga: Kudeta Myanmar, Militer Blokir Instagram dan Twitter Setelah Facebook

Pada 1 Februari, militer Myanmar mengatakan mengambil alih negara dan menahan para pemimpin demokrasi negara itu pada dini hari.

Mereka menahan Presiden Win Myint dan Aung San Suu Kyi, pemimpin politik negara. Dalam beberapa jam, kendaraan militer memenuhi jalan Yangon. Akses internet dibatasi selama kudeta, turun sekitar 50 persen di seluruh negeri.

Sejak itu, Suu Kyi dituduh melanggar undang-undang impor dan ekspor, dan memiliki perangkat elektronik yang melanggar hukum, termasuk walkie-talkie.

Sekelompok organisasi hak-hak sipil, Organisasi Masyarakat Sipil Myanmar, mengunggah surat terbuka kepada penyedia layanan internet pada Sabtu (6/2/2021).

Isinya meminta mereka untuk memulihkan layanan dan merahasiakan data pengguna, menurut Myanmar Now, yang mempublikasikan surat itu lewat Twitter.

Baca juga: Tak Satu Suara, Dewan Keamanan PBB Ubah Pernyataan soal Kudeta Myanmar

Pemerintah militer dilaporkan mengirim surat ke penyedia internet minggu lalu, mengarahkan mereka untuk memblokir Facebook.

Pada Jumat (5/2/2021), militer juga meminta mereka memblokir Twitter, dan Instagram, menurut surat terbuka tersebut.

"Dengan mematuhi arahan mereka, perusahaan Anda pada dasarnya melegitimasi otoritas militer, meskipun ada kecaman internasional terhadap kelompok ini," tulis grup tersebut kepada penyedia layanan internet.

Baca juga: Dampak Kudeta Myanmar, Pemutusan Internet Terlama di Dunia Akhirnya Usai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com