Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kudeta Myanmar: Militer Merayakan, Investor Khawatir, Dunia Mengecam

Kompas.com - 01/02/2021, 22:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Sedangkan China, yang kerap kali menentang intervensi PBB di Myanmar, menyerukan semua pihak untuk "menyelesaikan perbedaan".

"China adalah tetangga sahabat bagi Myanmar dan berharap berbagai pihak di Myanmar akan menyelesaikan perbedaan mereka dengan tepat, di bawah kerangka konstitusional dan hukum untuk melindungi stabilitas politik dan sosial," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin pada Senin (1/2/2021).

Baca juga: Pemilu Myanmar Jadi Pangkal Kudeta Militer, Begini Ceritanya Tahun Lalu...

Lain halnya dengan juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, yang mengatakan kepada wartawan bahwa Moskow mengikuti perkembangan di Myanmar, tetapi belum dapat berkomentar banyak.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres "dengan keras" mengutuk penahanan militer terhadap Suu Kyi, Presiden Win Myint, dan para pemimpin lainnya.

"Perkembangan ini merupakan pukulan serius bagi reformasi demokrasi di Myanmar," kata juru bicara Stephane Dujarric dalam sebuah pernyataan.

Pemerintah Jepang, India, Turki, Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne, dan Presiden Dewan Eropa Charles Michel juga mengecam kudeta Myanmar dan mendesak militer untuk segera membebaskan Suu Kyi serta memulihkan demokrasi.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi menyatakan "keprihatinan" seraya mendesak kedua belah pihak "menahan diri".

Di sisi lain, juru bicara kepresidenan Filipina, Harry Roque mengatakan situasi di Myanmar adalah "masalah internal".

"Perhatian utama kami adalah keselamatan warga kami," katanya. "Angkatan bersenjata kami bersiaga jika kami perlu mengangkut mereka serta kapal angkatan laut untuk memulangkan mereka jika perlu."

Baca juga: MIliter Lakukan Kudeta di Myanmar Dinggap Tak Masuk Akal, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com