Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Ambil Alih Myanmar, Ini Janji Pihak Militer

Kompas.com - 01/02/2021, 15:34 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Militer Myanmar menjanjikan adanya pemilihan baru dan menyerahkan kekuasaan ke partai yang menjadi pemenang.

Pernyataan itu disampaikan beberapa jam setelah mereka melakukan kudeta, dan mengumumkan keadaan darurat selama satu tahun.

Baca juga: Kudeta Militer Terjadi di Myanmar, Ini Fakta yang Berhasil Terhimpun

"Kami akan memerlihatkan demokrasi multi partai sesungguhnya, dengan keseimbangan dan jujur," jelas militer di Facebook seperti dikutip AFP.

Angkatan bersenjata mengeklaim pemilu yang dilangsungkan pada 8 November tahun lalu penuh dengan kecurangan.

Dalam pemilu ini, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) yang dipimpin pemimpin sipil Myanmar Aung San Suu Kyi menang telak.

Karena tidak bisa menerima jika mereka kalah secara memalukan, maka militer pun melakukan kudeta pada Senin dini hari (1/2/2021).

Angkatan bersenjata menahan para pemimpin sipil seperti Suu Kyi dan Presiden Win Myint di kediaman mereka.

Militer melanjutkan kudeta itu dengan mengumumkan keadaan darurat, dan melantik mantan jenderal Myint Swe sebagai penjabat presiden.

Mereka menjanjikan kekuasaan akan diserahkan setelah pemilu ulang, yang digelar saat status darurat dicabut.

Berdasarkan konstitusi Myanmar, yang dirumuskan oleh tentara sendiri, status darurat bisa diberlakukan selama setahun.

Namun mengingat kudeta dan besarnya kekuasaan militer, mereka bisa menentukan sendiri kapan keadaan tersebut bakal dicabut.

Baca juga: Myanmar Dilanda Kudeta Militer, Seluruh Dunia Mengecam

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Israel Siap Evakuasi Warga Sipil Palestina dari Rafah, Apa Tujuannya?

Global
Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com