NAYPYIDAW, KOMPAS.com - Pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, mengeluarkan seruan bagi orang-orang untuk melawan kudeta militer.
Partainya mengatakan, seruan itu dikatakan Suu Kyi sebelum dia ditahan militer pada Senin (1/2/2021) pagi buta.
Suu Kyi meminta orang-orang melawan kudeta Myanmar, menurut unggahan di Facebook resmi ketua National League for Democracy (NLD), partainya Suu Kyi.
Baca juga: Kudeta Militer Terjadi di Myanmar, Ini Fakta yang Berhasil Terhimpun
Militer kini menetapkan kondisi darurat di Myanmar selama setahun.
Dalam pesannya yang dikutip AFP, Suu Kyi juga menegaskan kembali kemenangan telak NLD di pemilu Myanmar pada November 2020.
Di unggahan Facebook tadi, disebutkan pula bahwa tindakan militer dapat membahayakan upaya negara melawan wabah virus corona.
Covid-19 di Myanmar mencatatkan lebih dari 140.000 kasus dan angka kematian di atas 3.000.
Baca juga: Aung San Suu Kyi Ditahan Militer, Suhu Politik Myanmar Makin Memanas
Dalam unggahannya wanita berusia 75 tahun itu juga menolak konstitusi tahun 2008 yang disusun militer Myanmar secara kontroversial, meski tetap mematuhinya sejak memasuki parlemen.
Konstitusi tersebut memberi militer Myanmar kewenangan untuk mengatur Kementerian Dalam Negeri, perbatasan, pertahanan utama, serta blok kursi parlemen.
Suu Kyi dan pemerintahannya berusaha keras mengubah undang-undang tersebut sejak memenangkan pemilu Myanmar 2015, tetapi hanya sedikit yang membuahkan hasil.
Kemudian selama masa jabatan sebelumnya, Aung San Suu Kyi menghindari klausul konstitusional yang membuatnya tak bisa menduduki kursi kepresidenan.
Suu Kyi lalu mengambil peran kepemimpinan de facto sebagai penasihat negara.
Baca juga: Mengenal Min Aung Hlaing, Jenderal Senior yang Jadi Pemimpin Sementara Myanmar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.