Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Larang Vaksin Covid-19 dari AS dan Inggris, Pilih Vaksin Buatan Rusia

Kompas.com - 27/01/2021, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEHERAN, KOMPAS.com – Iran menyetujui penggunaan vaksin virus corona asal Rusia, Sputnik V.

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif mengatakan negaranya akan mengimpor vaksin Covid-19 tersebut lalu memproduksinya.

Zarif mengatakan hal tersebut ketika bertemu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov di Moskwa pada Selasa (26/1/2021).

"Vaksin Sputnik V juga terdaftar dan disetujui oleh otoritas kesehatan kami. Dalam waktu dekat, kami berharap dapat membelinya serta memulai produksi bersama,” kata Zarif pada pertemuan tersebut.

Baca juga: Bakamla Amankan Kapal Tanker Iran dan Panama, Ini Respons Teheran

Sebelumnya, Teheran masih menunggu persetujuan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengenai Sputnik V sebelum Iran benar-benar membelinya.

Iran juga mengatakan, pihak akan bergantung pada vaksin yang dibuat oleh Rusia, India, atau China sembari mengembangkan vaksin Covid-19 dalam negeri.

Awal bulan ini, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melarang impor vaksin virus corona dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Tanpa menyertakan bukti yang valid, Khamenei menulis di Twitter dan menuduh vaksin Covid-19 yang dikembangkan dua negara itu justru menyebarkan wabah ke negara-negara lain.

Twitter lantas menghapus unggahan Khamenei yang mengeklaim vaksin dari AS dan Inggris benar-benar tidak dapat dipercaya.

Baca juga: Iran Lega karena Tiran Trump Sudah Keluar dari Gedung Putih

Twitter menyatakan, unggahan Khamenei melanggar aturan platform terhadap misinformasi sebagaimana dilansir dari Al Jazeera.

Kementerian Kesehatan Rusia secara resmi mendaftarakan Sputnik V sebagai vaksin virus corona pada Agustus 2020.

Langkah tersebut diambil sebelum dimulainya uji klinis skala besar dan lantas membuat beberapa ahli kesehatan waspada.

Sejak saat itu, pengembang Sputnik V mengeklaim vaksin yang mereka kembangkan 90 persen efektif dan beberapa negara di luar Rusia telah mulai mengelolanya, termasuk Argentina.

Pekan lalu, Rusia mengajukan pendaftaran Sputnik V di Uni Eropa. Ketika Uni Eropa belum membuat keputusan, Hongaria tiba-tiba saja memutuskan untuk membeli 2 juta dosis Sputnik V.

Baca juga: Ikuti Gaya NATO, Iran Bakal Buat Pakta Pertahanan Bersama Sekutunya

Pesan untuk Biden

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Iran Ali Rabiei mendesak Presiden AS Joe Biden untuk mencabut sanksi yang dikatakan menghambat perjuangan Teheran melawan pandemi Covid-19.

"Karena pemerintahan (Biden) mengeklaim tidak anti-sains seperti yang sebelumnya, orang mengharapkannya untuk membebaskan transfer sumber daya devisa Iran sendiri untuk melawan virus corona dan untuk kesehatan dan makanan, dan mencabut sanksi perbankan dengan cepat," kata Rabiei di televisi pemerintah Iran.

Sanksi yang dijatuhkan terhadap Iran tersebut sebenarnya diberlakukan oleh mantan Presiden AS Donald Trump.

Baca juga: AS Kirim Pengebom B-52 ke Timur Tengah, Iran Beri Kritik Pedas

Pada 2018, Trump menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir Iran 2015 dan menerapkan kembali sanksi AS yang telah dicabut berdasarkan pakta tersebut.

Rabiei juga mengancam bahwa Iran akan melarang inspeksi mendadak oleh badan atom PBB terhadap fasilitas nuklir Iran jika AS tidak mencabut sanksi.

Iran telah mencatat lebih dari 1,38 juta kasus virus corona dan 57.560 kematian sejak awal pandemi menurut data pemerintah pada Selasa.

Namun beberapa pekan terakhir, jumlah kasus Covid-19 harian di Iran tercatat mengalami penurunan.

Baca juga: Perancis Tuduh Iran Kembangkan Senjata Nuklir, Ini Jawaban Teheran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com