Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perang: 6 Meriam Terbesar yang Pernah Dipakai Bertempur

Kompas.com - 19/01/2021, 13:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Debut Karl-Gerat adalah di Operasi Barbarossa pada Juni 1941, dengan menghantam benteng di Brest-Litovsk.

Baca juga: Kisah Perang: 7 Bunker Terbesar di Dunia, Ada Starbucks dan Bioskopnya

Tahun berikutnya Karl-Gerat bertugas di Sevastopol pada Juni dan Juli 1942.

Meski hendak dikerahkan ke pertempuran lain di Front Timur, Nazi khawatir Karl-Gerat bakal direbut musuh lalu menariknya dari medan perang pada Agustus 1944.

Senjata-senjata itu kemudian dialihkan ke Warsawa, Polandia, guna meredakan pemberontakan melawan Jerman. Tembakan terakhirnya adalah di Pertempuran Remagen untuk menghancurkan Jembatan Ludendorff.

3. Obusier de 520 model 1916

Ini adalah meriam di atas rel kereta api yang dibuat Perancis pada Perang Dunia I. Namun penbuatan unit pertamanya molor, dan justru meledak sendiri pada 1917.

Senjata kedua selesai dirakit tahun 1918, tetapi tak sempat dipakai sampai perang berakhir. Obusier pun disimpan di gudang.

Obusier mampu menembakkan peluru 520mm dengan berat lebih dari 1,6 ton ke target yang berjarak hingga 13 km.

Sayangnya kedahsyatan Obusier tak pernah dinikmati Perancis, karena direbut Jerman pada 1940 ketika masih disimpan di gudang.

Jerman lalu memakainya di pengepungan Leningrad tahun 1942, dan akhir hayat Obusier terjadi pada Januari 1943 ketika pelurunya meledak sendiri di laras.

Baca juga: Kisah Perang: Saat Nazi Kena Tipu Armada Abal-abal Ghost Army

4. Meriam AL tipe 94

Meriam Angkatan Laut (AL) di kapal perang Yamato dan Musashi Jepang pada Perang Dunia II.WIKIMEDIA COMMONS via BUSINESS INSIDER Meriam Angkatan Laut (AL) di kapal perang Yamato dan Musashi Jepang pada Perang Dunia II.
Tak ketinggalan dengan Eropa, Jepang juga memiliki meriam besar bahkan mereka pasang untuk pertempuran laut.

Meriam Angkatan Laut (AL) yang dipasang di kapal perang Yamato dan Musashi ini dapat menembakkan peluru seberat 1,5 ton untuk mencapai target sampai 42 km jauhnya.

Bobot senjata ini sendiri sama dengan berat kapal-kapal penghancur konvensional saat itu.

Meski Yamato dan Musashi menjadi kapal andalan Jepang, mereka sangat jarang memakai meriam tipe 94.

Satu-satunya pemakaian tipe 94 oleh Musashi adalah saat menembaki pesawat Amerika yang berusaha menenggelamkan mereka.

Namun upay Musashi gagal, dan setelah dihantam 17 bom serta 19 torpedo kapal itu pun tenggelam pada Oktober 1944.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com