Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Perang: 6 Meriam Terbesar yang Pernah Dipakai Bertempur

Sepanjang jalannya pertempuran di masa lalu baik Perang Dunia maupun perang-perang regional lainnya, terdapat beberapa senjata raksasa yang dipakai bertempur.

Senjata-senjata terbesar yang pernah dibuat manusia ini memiliki jalan cerita sendiri, dari penggalan kisah-kisah perang di dunia.

Melansir Business Insider pada 6 September 2017, berikut adalah 6 meriam terbesar di perang masa lalu.

Saking besarnya, peluru yang ditembakkan Schwerer Gustav dan Dora dapat mencapai jarak hampir 40 km.

Ibaratnya jika ditembakkan dari Taman Mini Indonesia Indah di Jakarta Timur, peluru meriam buatan Nazi ini bisa sampai ke bandara internasional Soekarno-Hatta, Tangerang.

Kedua senjata tersebut awalnya dirancang untuk menghancurkan benteng Perancis di Jalur Maginot, tetapi batal karena Nazi berhasil merebutnya sebelum pembuatan Schwerer Gustav dan Dora rampung.

Sebagai gantinya, dua meriam raksasa bersaudara ini dikerahkan ke Front Timur untuk berperang melawan Uni Soviet.

Schwerer Gustav bertugas di Sevastopol pada Juni 1942. Bagian-bagian terpisahnya dibawa oleh 2.500 tentara dan dirakit 250 orang saat tiba di medan perang. Ada dua batalyon antipesawat yang mengawal perjalanannya.

Sementara itu Dora ditempatkan di Stalingrad, tetapi tidak diketahui apakah senjata ini sama dahsyatnya dengan Schwerer Gustav.

Meski begitu akhir cerita keduanya sama, dihancurkan oleh Nazi agar tidak direbut Sekutu.

Karl-Gerat juga ditujukan menghancurkan benteng Perancis di Jalur Maginot. Meriam yang dioperasikan 21 awak ini dapat menembakkan sampai 6 peluru penghancur bunker per jam dari jarak maksimal 5 km.

Namun berbeda dengan dua saudara bongsornya yang masing-masing hanya ada satu, Jerman membuat Karl-Gerat sebanyak 7 unit. Satu untuk uji coba dan 6 lainnya untuk berperang.

Debut Karl-Gerat adalah di Operasi Barbarossa pada Juni 1941, dengan menghantam benteng di Brest-Litovsk.

Tahun berikutnya Karl-Gerat bertugas di Sevastopol pada Juni dan Juli 1942.

Meski hendak dikerahkan ke pertempuran lain di Front Timur, Nazi khawatir Karl-Gerat bakal direbut musuh lalu menariknya dari medan perang pada Agustus 1944.

Senjata-senjata itu kemudian dialihkan ke Warsawa, Polandia, guna meredakan pemberontakan melawan Jerman. Tembakan terakhirnya adalah di Pertempuran Remagen untuk menghancurkan Jembatan Ludendorff.

Senjata kedua selesai dirakit tahun 1918, tetapi tak sempat dipakai sampai perang berakhir. Obusier pun disimpan di gudang.

Obusier mampu menembakkan peluru 520mm dengan berat lebih dari 1,6 ton ke target yang berjarak hingga 13 km.

Sayangnya kedahsyatan Obusier tak pernah dinikmati Perancis, karena direbut Jerman pada 1940 ketika masih disimpan di gudang.

Jerman lalu memakainya di pengepungan Leningrad tahun 1942, dan akhir hayat Obusier terjadi pada Januari 1943 ketika pelurunya meledak sendiri di laras.

Meriam Angkatan Laut (AL) yang dipasang di kapal perang Yamato dan Musashi ini dapat menembakkan peluru seberat 1,5 ton untuk mencapai target sampai 42 km jauhnya.

Bobot senjata ini sendiri sama dengan berat kapal-kapal penghancur konvensional saat itu.

Meski Yamato dan Musashi menjadi kapal andalan Jepang, mereka sangat jarang memakai meriam tipe 94.

Satu-satunya pemakaian tipe 94 oleh Musashi adalah saat menembaki pesawat Amerika yang berusaha menenggelamkan mereka.

Namun upay Musashi gagal, dan setelah dihantam 17 bom serta 19 torpedo kapal itu pun tenggelam pada Oktober 1944.

Nasib meriam tipe 94 sedikit lebih baik di kapal Yamato. Di Pertempuran Teluk Leyte, senjata itu sanggup menenggelamkan kapal induk AS USS Gambier Bay.

Sayangnya riwayat Yamato berakhir sama dengan Musashi. Ia tenggelam di Pertempuran Laut Filipina, April 1945.

Meski secara dimensi Mk I sedikit lebih kecil dibandingkan tipe 94-nya Jepang, pelurunya lebih berat yaitu 1,5 ton.

Aksi terbaik dari meriam Inggris ini adalah saat membombardir jembatan kereta api pada Agustus 1918 di akhir Perang Dunia I, dan ada pula yang diterjunkan pada Oktober 1918.

Konon Inggris membuat unit ketiga Mk I, tetapi tidak ada laporan senjata itu muncul di medan perang.

Masing-masing dapat menembakkan peluru seberat hampir 1 ton, tetapi jarak bidik Gamma Morser mencapai 14,5 km atau 1,5 km lebih jauh dari Big Bertha.

Kedua senjata ini dipakai saat menggempur Belgia di awal Perang Besar 1914.

Bertha sukses menghancurkan banyak benteng di Belgia dan Perancis, lalu kedahsyatan daya ledaknya diakui kedua musuh Jerman.

Sementara itu Gamma Morser dipakai menghancurkan benteng di Liege, tetapi karena geraknya yang terbatas dia baru beraksi lagi di serangan Verdun pada 1916.

Sebagian besar senjata-senjata itu dihancurkan atau direbut musuh, tetapi Krupp berhasil menyembunyikan satu di pabrik mereka.

Senjata itu kemudian ditingkatkan kemampuannya dan diterjunkan lagi di Perang Dunia II, berjibaku bersama meriam-meriam besar Jerman lainnya di Sevastopol.

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/19/130000870/kisah-perang--6-meriam-terbesar-yang-pernah-dipakai-bertempur

Terkini Lainnya

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke