Bedanya lagi dengan kendaraan hibrida, baterai di kendaraan PHEV juga dapat diisi ulang dengan dicolokkan ke sumber tenaga listrik eksternal.
Karena kapasitas baterainya lebih besar, harga PHEV juga reltif lebih mahal dibandingkan mobil hibrida pada umumnya.
Di AS, hanya ada beberapa merk yang telah mengembangka PHEV ini seperti General Motors (GM) dan Chevrolet.
Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Laut, Sumber Energi Terbarukan yang Terus Diteliti
Jenis kendaraan yang sekarang sedang populer dan naik daun karena dikembangkan oleh banyak produsen di seluruh dunia.
Kendaraan ini murni menggunakan daya listrik yang tersimpan di dalam baterai untuk menggerakkan kendaaraan dan melaju.
Kini, beberapa produsen berlomba-lomba untuk membuat baterai yang mampu menampung lebih banyak energi listrik namun dengan harga yang lebih murah.
Kendala terbaru dari pengembangan kendaraan ini adalah lamanya waktu pengisian daya dan harga baterai yang harus ditekan.
Baca juga: Inspirasi Energi: Energi Arus Laut yang Kurang Dikembangkan
Kendaraan ini mampu mengubah campuran BBM dengan etanol sehingga dinilai dapat mengurangi konsumsi BBM.
Di AS, telah ada sekitar 84 model mobil dan truk dari jenis ini. Kendaraan ini dapat bekerja pada campuran BBM yang mengandung hingga 85 persen etanol.
Kendati demikian, kendaraan ini akhir-akhir mendapat cukup banyak tentangan karena etanol dinilai lebih boros dibandingkan BBM. Sehingga, produksi karbon dioksida justru meningkat.
Di sisi lain, kebanyakan etanol diproduksi dari bahan pangan.
Jika etanol diproduksi secara masif untuk bahan bakar, dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah seperti persaingan bahan pangan dengan energi atau pun pembukaan hutan yang lebih luas.
Baca juga: Inspirasi Energi: Mengenal Energi Ombak Laut yang Potensial
Kendaraan ini mengonsumsi BBM yang berasal dari minyak nabati, lemak hewani, atau pun minyak restoran daur ulang.