Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inspirasi Energi: 7 Kendaraan Alternatif Pengganti Mobil Ber-BBM

KOMPAS.com – Beberapa tahun terakhir, pengembangan mobil listrik semakin berkembang pesat untuk menggantikan mobil konvensional berbahan bakar minyak.

Dorongan akan isu lingkungan yang kuat dan semakin berkurangnya cadangan minyak, disinyalir menjadikan pengembangan mobil listrik menjadi meroket.

Produsen-produsen mobil di seluruh dunia berlomba-lomba mengeluarkan varian terbaru mobil listriknya, hal itu semakin menyemarakkan persaingan mobil listrik.

Kendati demikian, selain mobil listrik, ada sejumlah kendaraan alternatif yang pernah dikembangkan atau bahkan bakal menjadi alternatif-alternatif lain di masa depan.

Dilansir dari Fortune, berikut kendaraan alternatif yang sudah dikembangkan dan bahkan sudah diproduksi.

Kendaraan ini memadukan bahan bakar minyak (BBM) dan listrik untuk menggerakkan kendaraan.

Selain itu, teknologi ini memungkinkan penggunaan dua jenis sumber energi yang berbeda. Penggunakan listrik untuk menggerakkan sebagian kendaraan memiliki manfaat penghematan bahan bakar dan emisi yang signifikan.

Kendaraan hibrida menggunakan daya listrik yang tersimpan di baterai untuk memberi tenaga pada kecepatan rendah atau untuk digunakan untuk start/stop.

Baterai dari kendaraan ini dapat diisi ulang melalui pengereman regeneratif dan melalui putaran dari mesin pembakaran internal.

Dengan demikian, kendaraan ini tidak perlu dicolokkan ke sumber listrik eksternal untuk mengisi ulang.

Honda Insight dan Toyota Prius adalah dua model pertama dari dua pabrikan yang berbeda yang hadir di Amerika Serikat (AS) pada 1999.

Kendaraan plug-in hybrid atau PHEV mirip dengan kendaraan hibrida.

Bedanya, kendaraan ini memiliki kapasitas baterai yang lebih besar yang dapat menggerakkan mobil dalam jarak terbatas hanya dengan listrik, tanpa perlu menggunakan tenaga dari pembakaran internal.

Bedanya lagi dengan kendaraan hibrida, baterai di kendaraan PHEV juga dapat diisi ulang dengan dicolokkan ke sumber tenaga listrik eksternal.

Karena kapasitas baterainya lebih besar, harga PHEV juga reltif lebih mahal dibandingkan mobil hibrida pada umumnya.

Di AS, hanya ada beberapa merk yang telah mengembangka PHEV ini seperti General Motors (GM) dan Chevrolet.

Jenis kendaraan yang sekarang sedang populer dan naik daun karena dikembangkan oleh banyak produsen di seluruh dunia.

Kendaraan ini murni menggunakan daya listrik yang tersimpan di dalam baterai untuk menggerakkan kendaaraan dan melaju.

Kini, beberapa produsen berlomba-lomba untuk membuat baterai yang mampu menampung lebih banyak energi listrik namun dengan harga yang lebih murah.

Kendala terbaru dari pengembangan kendaraan ini adalah lamanya waktu pengisian daya dan harga baterai yang harus ditekan.

4. Kendaraan berbahan bakar campuran BBM-etanol

Kendaraan ini mampu mengubah campuran BBM dengan etanol sehingga dinilai dapat mengurangi konsumsi BBM.

Di AS, telah ada sekitar 84 model mobil dan truk dari jenis ini. Kendaraan ini dapat bekerja pada campuran BBM yang mengandung hingga 85 persen etanol.

Kendati demikian, kendaraan ini akhir-akhir mendapat cukup banyak tentangan karena etanol dinilai lebih boros dibandingkan BBM. Sehingga, produksi karbon dioksida justru meningkat.

Di sisi lain, kebanyakan etanol diproduksi dari bahan pangan.

Jika etanol diproduksi secara masif untuk bahan bakar, dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah seperti persaingan bahan pangan dengan energi atau pun pembukaan hutan yang lebih luas.

Kendaraan ini mengonsumsi BBM yang berasal dari minyak nabati, lemak hewani, atau pun minyak restoran daur ulang.

Bahan bakar ini bisa berupa campuran antara BBM dengan minyak nabati atau pun dari minyak nabati yang sepenuhnya diubah menjadi BBM.

Di Indonesia, implementasi penggunaan biosolar tercermin dari kebijakan B30 alias campuran 70 persen solar dengan 30 persen minyak nabati.

Sebelumnya, Indonesia juga telah menerapkan kebijakan B20 sebagai salah satu cara untuk menyerap minyak sawit.

Bahan bakar ini juga mendapat kontra karena dikhawatirkan adanya persaingan penyediaan bahan pangan dengan energi atau pun pembukaan hutan yang lebih luas.

Sesuai namanya, kendaraan ini tidak menggunakan BBM sebagai bahan bakar pembakaran internalnya, namun memakai gas alam.

Prinsipnya sama saja dengan kendaraan ber-BBM yakni gas diiubah menjadi pembakaran di dalam piston sehingga menggerakkan kendaraan.

Kendati telah dipasarkan oleh sejumlah produsen berpuluh-puluh tahun lalu, kendaraan berbahan bakar gas masih kalah perkembangannya daripada kendaraan dengan BBM.

Terbaru, Mesir tidak akan mengeluarkan lisensi untuk mobil baru kecuali mereka menggunakan bahan bakar gas.

Kendaraan fuel cell hampir mirip dengan kendaraan listrik karena sama-sama menggunakan daya listrik yang disimpan di baterai untuk menggerakkan kendaraan mobil.

Bedanya, kendaraan dia memproduksi listrik sendiri dari penyediaan bahan bakar hidrogen dan oksigen.

Teknologi ini mengubah bahan kimia hidrogen dan oksigen sehingga menghasilkan listrik searah alias listrik DC.

Fuel cell ini menghasilkan tenaga listrik secara efisien dan tanpa polusi. Tidak seperti sumber energi yang menggunakan bahan bakar fosil.

Daimler, Hyundai, Nissan, Ford, Toyota, Honda, dan GM sekarang tengah gencar mengembangkan kendaraan fuel cell.

Bahkan, Toyota sudah mulai menjual pada 2015. Adalah Toyota Mirai yang merupakan produk dari Toyota untuk kendaraan fuel cell.

https://www.kompas.com/global/read/2021/01/18/130558670/inspirasi-energi-7-kendaraan-alternatif-pengganti-mobil-ber-bbm

Terkini Lainnya

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke