Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/01/2021, 23:54 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Cerita tentang tragedi dan skandal yang menghantar “anak raja" mencapai puncak kekuasaan, telah banyak didokumentasikan dalam serial drama asal “Negeri Ginseng.”

Namun siapa yang mengira cerita-cerita itu sungguh terjadi di dunia nyata, dan bukan sekadar dongeng semata.

Berhasil menjadi presiden wanita pertama Korea Selatan pada 2013, Park Geun-hye tergolong sebagai “darah biru.” Dia adalah putri dari Park Chung-hee, Presiden Korea Selatan yang menjabat pada 1963-1979.

Park menduduki peringkat ke-11 dalam daftar 100 wanita paling kuat di dunia dan wanita paling kuat di Asia Timur, menurut Forbes pada 2013 dan 2014.

Pada 2014, ia menduduki peringkat ke-46 dalam daftar Forbes sebagai orang paling berkuasa di dunia. Menempatkannya di tertinggi ketiga dalam daftar Korea Selatan setelah kelurga taipan Samsung, Lee Kun-hee dan Lee Jae-yong.

Namun hanya dalam empat tahun masa jabatannya, Park berubah dari seorang perintis menjadi sosok kontroversial.

Pandangan publik pada "sang putri" berbalik dalam sekejap setelah skandal korupsinya terbongkar.

Publik Korea Selatan yang marah menuntut pengunduran dirinya. Hingga akhirnya dia secara resmi dimakzulkan pada Maret 2017.

Citranya kini sangat kontras dengan awal masa jabatannya pada 2012. Ketika itu, meski bersaing ketat dalam pemilihan presiden, Park berhasil mengalahkan Moon Jae-in, dan menjadi pemimpin wanita pertama di negara itu.

Ini merupakan pencapaian penting, mengingat Korea Selatan memiliki tingkat ketidaksetaraan jender tertinggi di negara maju.

Baca juga: [Perempuan Berdaya] 10 Wanita Tangguh Dunia dalam Panggung Politik

Tragedi perebutan kekuasaan

Park sudah tidak asing lagi dengan rumah kepresidenan saat dia menjabat. Ayahnya berhasil merebut kekuasaan melalui kudeta militer. Menjabat hingga 1979, Park Chung-hee dikenal sebagai pemimpin diktator.

Pasalnya, dia menulis ulang konstitusi untuk memperkuat cengkeramannya pada kekuasaan. Hukuman yang brutal dijalankan untuk menindak perbedaan pendapat dan oposisi.

Tingginya tensi politik saat itu tergambar jelas dalam sejarah masa muda Park.

Ibunya dibunuh oleh seorang pria bersenjata Korea Utara pada 1974. Park akhirnya menjabat sebagai ibu negara pada usia 22 tahun.

Namun lima tahun berselang, ayahnya dibunuh oleh kepala keamanannya sendiri.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com