Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[Biografi Tokoh Dunia] Kathrin Jansen, Wanita yang Memimpin Pembuatan Vaksin Covid-19 Pfizer

Kompas.com - 02/01/2021, 22:46 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KOMPAS.com - Di pengujung tahun 2020 lalu, WHO menyatakan memberi izin penggunaan darurat vaksin Covid-19 produksi dari Pfizer-BioNTech. Vaksin ini adalah yang pertama secara resmi mendapat lampu hijau dari badan kesehatan dunia tersebut.

Dibanding kandidat vaksin yang dikembangkan saat ini, produksi Pfizer telah mengumumkan capaian yang luar biasa.

Vaksin Covid-19 dari perusaan ini disebut memiliki efektivitas 90 persen untuk mencegah penyakit dalam uji klinisnya. Ini angka yang luar biasa, mengingat dalam 10 tahun terakhir, tingkat kemanjuran vaksin flu saja hanya mencapai 19 persen hingga 60 persen.

Ilmuwan luar sekarang tertarik untuk melihat data lengkap guna memvalidasi temuan ini.

Sebagian besar pekerjaan yang dicapai Pfizer tersebut ternyata berkat kepemimpinan Kathrin Jansen, kepala penelitian dan pengembangan vaksin di Pfizer.

Jansen telah mempelopori upaya menyiapkan vaksin Covid-19 hingga siap dipasarkan.

Baca juga: WHO Umumkan Vaksin Covid-19 Pertama Resmi Dapat Izin Penggunaan Darurat, dari Perusahaan Mana?

Kolaborasi ilmu pengetahuan

Di bawah kepemimpinan Jansen, Pfizer memutuskan berkolaborasi dengan perusahaan biotek Jerman BioNTech dalam vaksin Covid-19 menggunakan mRNA. Teknologi yang belum terbukti itu menggunakan asam ribonukleat untuk menciptakan sistem kekebalan tubuh.

Teknologi disebut memiliki potensi besar, tapi sebelumnya belum ada vaksin mRNA yang pernah disetujui untuk digunakan pada manusia. Namun bagi Jansen hal berani ini justru menantang. 

“Saya menganggapnya sebagai ilmuwan yang mampu memimpin sesuatu yang menantang seperti ini,” kata Gregory Poland, Direktur Grup Riset Vaksin Mayo Clinic yang mengenal Jansen selama dua dekade.

Pada bulan Agustus, Pfizer dan BioNTech mengungkapkan data dari uji coba fase I.

Hasilnya menunjukkan dua kandidat vaksinnya tampaknya efektif, baik pada orang dewasa muda maupun yang lebih tua.

Baca juga: Diklaim Efektif di Atas 90 Persen, Ini Bedanya Vaksin Corona Pfizer dan Moderna

Perusahaan akhirnya memilih untuk fokus pada salah satu vaksin tersebut. Yaitu yang memiliki efek samping lebih sedikit dan mendorong tanggapan kekebalan yang lebih baik.

Beberapa ahli sangat antusias dengan potensi vaksin Pfizer. Mereka percaya vaksin itu memberikan harapan bagi vaksin lain yang menggunakan metode sama. Salah satunya seperti vaksin mRNA yang sedang dikembangkan oleh Moderna.

“Beberapa kandidat vaksin memiliki kemanjuran dalam model praklinis," kata Shane Crotty, seorang peneliti vaksin di La Jolla Institute di California.

Jadi menurutnya tidak ada alasan khusus untuk tidak berharap kandidat vaksin lain dapat bekerja dengan baik pada manusia sekarang.

Halaman:
Baca tentang

Terkini Lainnya

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Seluruh Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com