Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merpati yang Akan Dibunuh Australia Gelang Kakinya Palsu, Belum Pasti dari AS

Kompas.com - 15/01/2021, 14:39 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

MELBOURNE, KOMPAS.com - Seekor merpati balap yang akan disuntik mati oleh Australia, ternyata belum pasti datang dari Amerika Serikat (AS) karena gelang kakinya bisa jadi palsu.

Awalnya, merpati bernama Joe yang namanya terinspirasi dari Joe Biden itu, ditemukan di kebun belakang rumah seorang warga di Melbourne, dan diyakini berasal dari "Negeri Paman Sam".

Jika benar begitu, maka Joe telah melakoni perjalanan sangat jauh sepanjang 14.500 kilometer, atau hampir setara dengan jarak Sabang-Merauke PP.

Baca juga: Terbang Setara Sabang-Merauke PP, Merpati yang Hilang di AS Ditemukan di Australia

Warga Melbourne yang menemukannya adalah Kevin Chelli-Bird, dan ia menyebut Joe berasal dari AS karena melihat gelang di kaki burung tersebut.

Kemudian saat berita penemuan Joe viral, pejabat Australia mengumumkan merpati itu dapat menjadi ancaman biosekuriti terhadap unggas lainnya, sehingga harus disuntik mati (euthanasia) untuk mencegah risiko penularan penyakit.

Namun saat Joe menanti kepastian eksekusi, pada Jumat (15/1/2021) muncul kabar kemungkinan identitas merpati balap itu salah.

Gelang kaki bergaya Amerika yang terpasang di kaki Joe bisa jadi tidak asli, karena banyak beredar di toko online dan sering dipakai juga oleh merpati lokal Australia.

Baca juga: Merpati yang Terbang Lintas Samudra dari AS ke Australia Akan Disuntik Mati

Lalu diwartakan AFP, ternyata Joe juga bukan merpati ras Amerika seperti yang tertera di gelangnya, tetapi berjenis Tumbler Turki lokal.

"Mereka tidak dibiakkan untuk terbang jarak jauh, mereka dilatih melakukan trik di udara. Jadi mereka benar-benar seperti burung sirkus," kata Lars Scott dari Pigeon Rescue Melbourne kepada AFP.

Klaim Scott bahwa gelang Joe tidak asli didukung oleh American Racing Pigeon Union, yang dalam unggahannya di Facebook mencoba menyelamatkan burung itu.

Mereka mengungkapkan, orang Amerika yang dikira terkait dengan gelang Joe ternyata bukan pemiliknya.

Sekarang petugas karantina Australia masih berusaha mengungkap asal-usul Joe.

Baca juga: Super Langka di Dunia, Manukura Si Burung Kiwi Putih Kini Telah Tiada

"Burung itu bertanda seperti dari AS - kementerian masih berusaha menentukan keasliannya," ucap juru bicara Kementerian Pertanian Australia.

Sebelumnya, Wakil PM Australia Michael McCormack menyampaikan pesan tegas untuk Joe.

"Kalau Joe datang dengan cara yang tidak sesuai aturan keamanan hewan kami yang ketat, maka - nasib Joe adalah diterbangkan pulang atau menghadapi konsekuensi," tuturnya kepada awak media.

Sebelum Joe, anjing peliharaan Johnny Depp dan Amber Heard juga terancam disuntik mati oleh wakil PM sebelumnya, karena masuk Australia secara ilegal.

Baca juga: Burung Beo Berteriak Anton, Anton Untuk Selamatkan Tuannya Dari Api

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com