Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Yakini Pemerintahan Joe Biden Akan Akhiri "Perang Dagang Konyol" dengan China

Kompas.com - 14/01/2021, 19:54 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber REUTERS

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad mengatakan bahwa Asia dapat mengharapkan peningkatan hubungan diplomasi dengan AS di bawah pemerintahan baru, Joe Biden, dan mengakhiri "perang dagang konyol" dengan China.

"Saya memperkirakan pemerintahan Biden akan berbeda dari Trump, karena Trump praktis tidak tahu apa-apa tentang Asia Tenggara," ujar Mahathir dalam wawancara pada Kamis (7/1/2021) dan disiarkan di konferensi Reuters Next pada Kamis (14/1/2021).

Baca juga: Mahathir kepada Anwar Ibrahim: Saya Tak Percaya Lagi Padanya

"Trump dulu melawan hampir semua negara, tapi sekarang saya pikir Biden ingin membalikan kebijakan dan memiliki pemahaman atau hubungan persahabatan dengan banyak negara, yang di masa lalu cukup mendukung Amerika," lanjutnya seperti yang dilansir dari Reuters pada Kamis (14/1/2021).

Biden pada November mengatakan bahwa Amerika Serikat akan "siap untuk memimpin" lagi panggung global ketika dia sudah dilantik pada 20 Januari 2021.

Selama 4 tahun di bawah pemerintahan Donald Trump kebijakan "America First" telah memberikan kesan global bahwa AS memusuhi sekutu dan memicu perang dagang dengan China.

Baca juga: Pendaftaran Partai Baru Mahathir, Partai Pejuang, Ditolak

"Saya tidak percaya dia (Biden) akan melanjutkan perang dagang konyol dengan China," celetuk PM Malaysia dengan masa jabatan terlama.

Menurutnya, diperlukan beberapa upaya untuk menyelesaikan sejumlah masalah ketidakseimbangan dalam perdagangan.

"Tetapi, perang dagang bukanlah sesuatu yang saya pikir akan dilanjutkan oleh Biden," ujar Mahathir yang pada 2018 menjadi perdana menteri tertua di dunia yang menjabat dengan usia 93 tahun.

Baca juga: Mahathir Beri Pesan ke PM Malaysia: Resign Lah

Dua ekonomi raksasa dunia telah berselisih sejak Juli 2018 karena permintaan AS agar China mengadopsi perubahan kebijakan yang akan membuat kekayaan intelektual Amerika lebih terlindungi.

Kemudian, membuat pasar China lebih dapat diakses oleh perusahaan AS.

Perang dagang kedua negara tersebut telah merusak pertumbuhan ekonomi global dan rantai pasok terganggu selama 2 tahun terakhir.

Baca juga: Mahathir Masuk Daftar 20 Ekstremis Paling Berbahaya di Bumi

Mahathir mengatakan Malaysia, seperti kebanyakan negara, lebih sensitif terhadap apa yang diinginkan China, karena kekuatan China itu terlalu besar untuk mengkonfrontasi masalah seperti ketidakseimbangan perdagangan atau pelanggaran hak asasi manusia.

"China tidak memperlakukan Muslim di sana dengan baik, tetapi kami tidak dapat menghadapi mereka...kami harus sangat berhati-hati dengan cara kami menangani China," pungkas politikus kawakan ini.

 

Baca juga: Menlu RI Retno Marsudi Sebut Indonesia Siap Jalani Hubungan Diplomasi dengan Pemerintahan Biden

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com