Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Akhirnya Dimakzulkan dengan Dukungan 10 Politisi Partai Republik

Kompas.com - 14/01/2021, 11:44 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Anggota DPR wakil Ohio, Jim Jordan, salah satu pembela Trump yang paling gigih, mengatakan Trump mempertahankan dukungan luas di dalam Republik. Hal itu terlihat dari fakta hanya sembilan anggota Partai Republik yang bergabung dengan Cheney.

Ditanya apakah Trump masih bisa menjadi pemimpin partai yang efektif, Jordan berkata, “Tentu saja, tentu saja, dukungannya kuat karena rakyat AS menghargai bahwa selama empat tahun terakhir dia melakukan lebih banyak dari apa yang akan dilakukan daripada presiden mana pun dalam hidup saya."

Beberapa Republikan lainnya menolak mengomentari masa depan Trump. Sebaliknya, mereka mengatakan bahwa suara Partai Republik yang timpang mencerminkan kekhawatiran tentang proses pemakzulan dan situasi politik.

“Ini sebenarnya mewakili perasaan di antara Partai Republik - bahkan Partai Republik yang kecewa dengan presiden ini - bahwa dengan hanya tujuh hari tersisa dalam masa jabatannya dan dengan lingkungan politik yang “kisruh”, ada kebutuhan dari dalam negeri untuk mendinginkan suasana," kata Garland Barr.

"Ini dipandang oleh banyak orang Amerika sebagai tindakan balas dendam politik."

Banyak anggota Partai Republik mengatakan mereka berjuang untuk mendamaikan kemarahan mereka pada peristiwa minggu lalu, termasuk juga atas kesalahan Trump. Mereka takut akan meningkatnya kekerasan dan ancaman yang ditujukan kepada anggota parlemen.

Baca juga: Trump Tanggapi Upaya Pemakzulan Kedua ke Dirinya: Konyol


Pemakzulan tercepat

Ketua DPR Nancy Pelosi dan politisi Demokrat lainnya menjelaskan bahwa kecaman tidak akan cukup mengingat situasi yang terjadi.

Trump disebut memancing kemarahan para pendukungnya dengan klaim palsu tentang kecurangan pemilu, serta mendorong mereka mengarah ke Parlemen yang sedang menyertifikasi kemenangan Presiden terpilih Joe Biden.

“Dia harus pergi,” kata Pelosi. "Dia jelas menghadirkan bahaya bagi bangsa yang kita semua cintai."

DPR melakukan pemungutan suara terakhir pada Rabu sore, satu minggu setelah kerusuhan dan hanya dua hari setelah resolusi pemakzulan diajukan.

Itu adalah tanggapan yang sangat cepat dari DPR. Sebelumnya, diperlukan waktu hampir tiga bulan untuk mendakwa Trump pada 2019, atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan penghinaan terhadap Kongres.

Tetapi, dengan hanya tujuh hari tersisa dalam masa jabatan Trump, menjadi semakin pasti pada Rabu (13/1/2021) bahwa Trump tidak akan diberhentikan sebelum waktunya.

Resolusi pemakzulan terkait hasutan pemberontakan juga berupaya mendiskualifikasi Trump memegang dan menikmati jabatan kehormatan, kepercayaan, atau keuntungan apa pun di Amerika Serikat di masa yang akan datang.

Fokus sekarang akan beralih ke persidangan yang akan berlangsung di Senat, yang belum pernah mengadakan sidang pemakzulan untuk mantan presiden.

Baca juga: Dimakzulkan Dua Kali, Trump Rilis Pesan Video, Apa Isinya?

Gangguan pada masa transisi

Biden mengeluarkan pernyataan tak lama setelah pemungutan suara DPR, menyuarakan kekhawatirannya agar agendanya tidak dikesampingkan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com