Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanada Luncurkan Penyelidikan Pertama Kasus Kematian Covid-19 di Lingkungan Kerja

Kompas.com - 12/01/2021, 10:45 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

OTTAWA, KOMPAS.com - Polisi federal Kanada meluncurkan penyelidikan pada Senin (11/1/2021) terkait dengan pekerjaan yang menyebabkan kematian karena Covid-19, setelah keluarga korban menuduh bosnya melakukan kelalaian parah.

Melansir AFP pada Senin (11/1/2021), Kanada menjadi negara pertama yang menyelidiki kasus kriminal akibat adanya kematian dari lingkungan kerja yang terinfeksi virus corona.

Benito Quesada (51 tahun) imigran asal Meksiko meninggal di rumah sakit pada akhir Mei 2020, beberapa pekan setelah ia dan ratusan rekan kerjanya di pabrik pengepakan daging Cargill di High River, Alberta, terinfeksi virus corona.

Baca juga: Paus Fransiskus Akan Divaksin Covid-19, Sebut Itu Pilihan Etis untuk Semua

"Angkatan Kepolisian Kerajan Kanada menyelidiki tuduhan bahwa Cargill secara kriminal terlibat dalam kematian seorang karyawan yang kemudian dinyatakan meninggal karena Covid-19," kata Kopral Angkatan Kepolisian Kerajan Kanada (RCMP), Tammy Keibel kepada AFP.

Tammy mengatakan saat ini pihaknya masih mencari berbagai informasi terkait untuk memastikan unsur kriminalitas yang dilakukan oleh pihak Cargill.

"Masih terlalu dini (untuk dipastikan)," ucapnya.

Hampir setengah dari 2.000 pekerja di pabrik Cargill yang didiagnosis positif Covid-19 pada awal Mei.

Baca juga: Kementerian Kesehatan Jepang Temukan Varian Baru Covid-19 pada Turis dari Brasil

Temuan itu disebut menjadi tempat kerja dengan wabah virus corona terbesar di negara itu.

Sebagian besar bisnis di negara itu diperintahkan ditutup pada awal munculnya pandemi, tetapi rumah pemotongan dan pabrik pengolahan daging dianggap penting dan diperbolehkan beroperasi.

Keluarga Quesada mengajukan pengaduan ke polisi pada Jumat (8/1/2021) yang menuduh bahwa Cargil yang berbasis di Minnesota telah gagal dalam melindungi pekerja.

Mereka menuduh perusahaan tidak menyediakan perlengkapan pelindung yang memadai kepada staf, tidak menerapkan jarak sosial, dan membebaskan pekerja untuk bertugas, meskipun dites positif atau mengalami gejala Covid-19.

Baca juga: Akhirnya, Ilmuwan WHO yang Selidiki Asal-usul Covid-19 Diizinkan Masuk China

Mereka juga menuduh bahwa Cargill mengancam akan memberhentikan sementara siapa pun yang tidak bekerja, dan menawarkan bonus 400 dollar AS (Rp 5,7 juta) kepada mereka yang terus bekerja.

Keluarga Quesada mengatakan dia termotivasi oleh bonus untuk terus bekerja.

Putrinya yang berusia 16 tahun, Ariana Quesada, mengatakan kepada penyiar publik CBC bahwa keluhan polisi telah diajukan untuk "akhirnya membawa keadilan kepada ayah saya...untuk akhirnya meminta pertanggungjawaban Cargill atas apa yang mereka lakukan."

"Aku menghabiskan Natal dengan lebih sedikit orang tersayang yang memberikan pelukan," katanya, menahan air mata.

Baca juga: Pesumo Dipaksa Main meski Takut Tertular Covid-19, Akhirnya Keluar Turnamen

"Semua eksekutif dan manajer umum, semua orang di Cargill, harus menghabiskan Natal bersama orang yang mereka cintai."

Menurut CBC, polisi Ontario enggan untuk menyelidiki setelah menerima keluhan serupa mengenai kematian 3 pengasuh pada April yang tertular Covid-19 di rumah pasien atau di dalam fasilitas perawatan jangka panjang.

Namun, pada bulan yang sama, otoritas Quebec memanggil polisi untuk menyelidiki rumah lansia tempat pasien ditemukan dalam kondisi tidak sehat, dan beberapa meninggal karena virus corona.

Baca juga: Otoritas Palestina Setujui Penggunaan Vaksin Covid-19 Sputnik V Buatan Rusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com