Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekstremis Bantai 2 Desa di Niger, 100 Orang Tewas

Kompas.com - 04/01/2021, 14:40 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP,BBC

NIAMEY, KOMPAS.com - Perdana Menteri Niger, Brigi Rafini mengatakan jumlah korban tewas akibat serangan ekstremis di Niger meningkat dari 70 orang menjadi 100, Sabtu (2/1/2021).

Melansir BBC, serangan terjadi di 2 desa, desa Tchombangou dan desa Zaroumdareye di wilayah Tillabéri. Kedua desa itu dekat perbatasan Niger dengan Mali.

Peristiwa itu adalah yang paling mematikan dalam sejah Niger yang sudah penuh dengan kekerasan etnis dan teror ekstremis.

Baca juga: Ledakan Bom Bunuh 2 Tentara Wanita Perancis di Mali

Sejauh ini belum ada 1 kelompok ekstremis pun yang mengeklaim bertanggung jawab.

Menurut Wali Kota Almou Hassane, serangan itu dilakukan para ekstremis yang menaiki 100 kendaraan bermotor, dikutip kantor berita AFP.

Kelompok teror itu terpecah dalam 2 kelompok dan menyerang secara serentak.

Baca juga: Pasukan Khusus AS Selamatkan Warganya yang Diculik di Niger

Mantan menteri Issoufou Issaka mengatakan kepada AFP bahwa para ekstremis menyerang 2 desa itu setelah penduduk desa membunuh 2 anggota mereka, walau kabar itu belum dikonfirmasi.

Wali Kota Hassane mengatakan 75 penduduk desa lainnya terluka dalam pembantaian itu, beberapa dari mereka dievakuasi dan mendapatkan perawatan di Ouallam dan ibu kota Niamey.

Pada Minggu, Perdana Menteri Niger mengunjungi 2 desa tersebut. Kepada wartawan dia berkata, "Situasinya sangat mengerikan... tapi penyelidikan akan dilakukan jadi kejahatan ini tak akan luput dari hukuman."

Baca juga: Kelompok Pria Bersenjata Tembak Mati 6 Turis Perancis dan 2 Petugas Cagar Alam di Niger

Wilayah Tillabéri Niger terletak di wilayah tiga perbatasan antara Niger, Mali dan Burkina Faso, yang telah diganggu oleh serangan ekstremis selama bertahun-tahun.

Bulan lalu, tujuh tentara Niger tewas dalam penyergapan di wilayah tersebut.

Wilayah Niger juga menghadapi serangan ekstremis berulang kali dari negara tetangga Nigeria, tempat pemerintah memerangi pemberontakan Boko Haram.

Baca juga: Kudeta Mali: Militer Mau Bebaskan Presiden, tapi Minta Berkuasa 3 Tahun

Sebagai upaya memadamkan kekerasan, Perancis telah memimpin koalisi Afrika Barat dan sekutu Eropa melawan para ekstremis di Sahel.

Pasukan koalisi telah menjadi sasaran, dan pekan lalu lima tentara Perancis tewas dalam dua insiden terpisah di Mali.

Serangan terbaru di Tillabéri juga terjadi di tengah pemilihan nasional di Niger, ketika Presiden Mahamadou Issoufou mundur pasca dua kali masa jabatan.

Baca juga: Putra dari Seorang Misionaris Diculik di Niger

Pejabat pemilihan mengumumkan hasil sementara pada hari Sabtu, menunjukkan keunggulan Mohamed Bazoum, mantan menteri dan anggota partai yang berkuasa di Niger.

Pemungutan suara putaran kedua diharapkan akan diadakan pada 21 Februari, setelah surat suara disahkan oleh mahkamah konstitusi negara itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com