ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan keinginan Turki memperbaiki hubungan dengan Israel. Seorang sumber diplomatik senior Israel curiga ada sesuatu yang diincar Erdogan.
"Saya tidak terlalu percaya dia jujur. Kita perlu melihat aksi," kata sumber itu pada Minggu (27/12/2020) dikutip dari Jerusalem Post.
Komentar tersebut menanggapi ucapan Erdogan pada Jumat (25/12/2020), yang mengatakan kepada wartawan bahwa Turki ingin membawa hubungan dengan Israel ke titik yang lebih baik.
Baca juga: Erdogan Ingin Jalin Hubungan Lebih Baik dengan Israel, Masalah Pelestina Jadi Kunci
"Jika tidak ada masalah tingkat atas (di Israel), hubungan kami bisa sangat berbeda," kata Erdogan yang tampaknya menyalahkan PM Israel Benjamin Netanyahu atas ketegangan kedua negara.
"Kebijakan Israel ke Palestina adalah garis merah kami... Tindakan tanpa ampun (dari Israel) tidak dapat diterima," lanjut Presiden Turki sejak 2014 itu.
Lebih lanjut, menurutnya Erdogan tidak bisa menjalin keakraban dengan Israel sambil terus menyembunyikan Hamas.
Baca juga: Ventilator Korsleting, 8 Pasien Covid-19 di Turki Tewas Terbakar
"Dia tidak bisa melakukan keduanya. Anda tidak bisa memperkuat hubungan dengan Israel dan menjadi tempat ternyaman bagi Hamas."
Kantor Perdana Menteri dan Kementerian Luar Negeri Israel belum mengomentari pernyataan Erdogan.
Turki dan Israel sempat menjalin hubungan pada 1949 dan menjadi sekutu selama puluhan tahun, tetapi hubungan itu rusak dalam beberapa tahun terakhir.
Baca juga: Berfoto Telanjang di Hagia Sophia dan di Atas Bendera Turki, Model Majalah Playboy Ini Diburu
Partai Erdogan, AKP, berulang kali menyamakan Israel dengan Nazi dan mengecam pendudukan di Tepi Barat serta perlakuan terhadap Palestina.
Beberapa bulan terakhir Turki juga mengkritik Perjanjian Abraham, yang menyebabkan Israel menjalin hubungan diplomatik dengan empat negara Arab.
Turki pimpinan Erdogan memiliki hubungan dekat dengan Qatar dan negara-negara Muslim lain yang membentuk poros berbeda di Timur Tengah, dibandingkan para mitra diplomatik baru Israel yaitu Uni Emirat Arab dan Bahrain.
Kedua kubu juga mendukung pihak yang berbeda di perang saudara Libya.
Baca juga: Beli Sistem Pertahanan S-400 dari Rusia, Turki Kena Sanksi AS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.