Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Ingin Perbaiki Hubungan dengan Israel, Erdogan Ada Maunya?

Kompas.com - 29/12/2020, 09:09 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan keinginan Turki memperbaiki hubungan dengan Israel. Seorang sumber diplomatik senior Israel curiga ada sesuatu yang diincar Erdogan.

"Saya tidak terlalu percaya dia jujur. Kita perlu melihat aksi," kata sumber itu pada Minggu (27/12/2020) dikutip dari Jerusalem Post.

Komentar tersebut menanggapi ucapan Erdogan pada Jumat (25/12/2020), yang mengatakan kepada wartawan bahwa Turki ingin membawa hubungan dengan Israel ke titik yang lebih baik.

Baca juga: Erdogan Ingin Jalin Hubungan Lebih Baik dengan Israel, Masalah Pelestina Jadi Kunci

"Jika tidak ada masalah tingkat atas (di Israel), hubungan kami bisa sangat berbeda," kata Erdogan yang tampaknya menyalahkan PM Israel Benjamin Netanyahu atas ketegangan kedua negara.

"Kebijakan Israel ke Palestina adalah garis merah kami... Tindakan tanpa ampun (dari Israel) tidak dapat diterima," lanjut Presiden Turki sejak 2014 itu.

Lebih lanjut, menurutnya Erdogan tidak bisa menjalin keakraban dengan Israel sambil terus menyembunyikan Hamas.

Baca juga: Ventilator Korsleting, 8 Pasien Covid-19 di Turki Tewas Terbakar

"Dia tidak bisa melakukan keduanya. Anda tidak bisa memperkuat hubungan dengan Israel dan menjadi tempat ternyaman bagi Hamas."

Kantor Perdana Menteri dan Kementerian Luar Negeri Israel belum mengomentari pernyataan Erdogan.

Turki dan Israel sempat menjalin hubungan pada 1949 dan menjadi sekutu selama puluhan tahun, tetapi hubungan itu rusak dalam beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Berfoto Telanjang di Hagia Sophia dan di Atas Bendera Turki, Model Majalah Playboy Ini Diburu

Partai Erdogan, AKP, berulang kali menyamakan Israel dengan Nazi dan mengecam pendudukan di Tepi Barat serta perlakuan terhadap Palestina.

Beberapa bulan terakhir Turki juga mengkritik Perjanjian Abraham, yang menyebabkan Israel menjalin hubungan diplomatik dengan empat negara Arab.

Turki pimpinan Erdogan memiliki hubungan dekat dengan Qatar dan negara-negara Muslim lain yang membentuk poros berbeda di Timur Tengah, dibandingkan para mitra diplomatik baru Israel yaitu Uni Emirat Arab dan Bahrain.

Kedua kubu juga mendukung pihak yang berbeda di perang saudara Libya.

Baca juga: Beli Sistem Pertahanan S-400 dari Rusia, Turki Kena Sanksi AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Rusia Masuk Jauh ke Garis Pertahanan Ukraina, Rebut Desa Lain Dekat Avdiivka

Global
Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Filipina Tutup Sekolah 2 Hari karena Cuaca Panas Ekstrem

Global
Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Rusia Jatuhkan 17 Drone Ukraina di Wilayah Barat

Global
Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Intel AS Sebut Putin Tidak Perintahkan Pembunuhan Navalny

Global
Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Sosok Subhash Kapoor, Terduga Pencuri Artefak Majapahit di New York

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com