ISTANBUL, KOMPAS.com - Seorang model Playboy dilaporkan terancam 7 tahun penjara karena berpose telanjang di depan masjid Turki dan di atas bendera negara itu.
Tingkah Marisa Papen memicu kemarahan publik setelah mengambil foto-foto telanjang di depan pintu masjid ikonik Istanbul, Hagia Sophia.
Tidak hanya itu, ia juga berpose dengan berbaring dalam kondisi telanjang di atas bendera Turki, di tebing laut kota.
Baca juga: Wanita yang Bobol Gereja Sambil Telanjang di AS Ini Akhirnya Diadili
Melansir The Sun pada Kamis (17/12/2020), jaksa Turki menuduhnya "menghina tanda-tanda kedaulatan negara" dan mencap foto telanjang itu sebagai "tindakan mengerikan" dan "cabul".
Pada saat dugaan pelanggaran, tempat ibadah itu adalah museum, tetapi telah diubah kembali menjadi Masjid.
Marisa yang telah meninggalkan Turki, mengatakan terkejut bahwa pihak berwenang Turki memburunya untuk dihukum dengan ancaman 7 tahun penjara, karena foto-foto telanjang itu.
Baca juga: Seorang Polisi di Inggris Intip Mantan Model yang Sedang Telanjang Pakai Helikopter
Laporan itu datang hanya beberapa hari setelah dia mengumumkan bahwa dia telah membuka halaman web "Naked Atlas" miliknya.
Halaman web "Naked Atlas" itu menampilkan dirinya di semua negara yang pernah ia kunjungi dengan berpose telanjang.
Marisa sebelumnya telah menimbulkan kontroversi dengan berpose bugil di depan gedung-gedung ikonik di seluruh dunia.
Pada 2018, dia ditangkap di Italia karena berpose telanjang di depan Vatikan.
Baca juga: Pria di India Diarak Telanjang karena Tuduh Saudara-saudaranya Berbuat Kriminal di Facebook Live
Dia juga memicu kemarahan karena berpose telanjang di dekat Tembok Ratapan Yerusalem.
Model Belgia ditangkap di Mesir karena pelanggaran yang sama di Kuil Karnak di Luxor.
Namun, dia berulangkali dibiarkan lolos dengan membayar denda.
Marisa mengklaim bahwa alasan dia melakukan foto-foto aneh itu adalah untuk meningkatkan kesadaran akan perjuangannya demi kesetaraan perempuan.
Baca juga: Model Semi-Telanjang Berjoget di Piramida Mesir, Langsung Diciduk Polisi
Dalam sebuah wawancara dengan The Sun Online dia berkata, "Ini adalah teriakan untuk kebebasan. Saya ingin kembali ke masa ketika wanita menjadi ratu."
"Itulah mengapa saya ingin pergi ke semua negara ini ketika wanita ditindas," ujar wanita itu.
"Seperti saya katakan itu adalah teriakan untuk kebebasan dan saya ingin mereka melihat pesan saya," ungkapnya.
Baca juga: Ketahuan Bersama 24 Pria Telanjang di Pesta Seks, Politisi Anti-gay Ini Mundur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.