Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkas Emisi Karbon, China Prioritaskan Pengembangan Energi Terbarukan

Kompas.com - 21/12/2020, 22:02 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sumber Xinhua

BEIJING, KOMPAS.com - China memprioritaskan pengembangan energi non-fosil, serta berupaya mengganti energi tinggi karbon dengan energi rendah karbon dan energi fosil dengan energi terbarukan.

Demikian menurut sebuah buku putih yang dirilis Pemerintah China pada Senin (21/12/2020) sebagaimana dilansir dari Xinhua.

Negara tersebut memfasilitasi penggunaan energi matahari, pengembangan energi angin, energi air, serta energi nuklir yang aman dan terstruktur.

Baca juga: Kimchi, Hidangan Khas Korea Selatan, Diklaim China

Mereka menggenjot penggunaan sumber energi baru dan terbaruka itu sembari memajukan pengembangan energi biomassa, panas bumi, dan tenaga laut sesuai dengan kondisi setempat.

Hal itu tertuang dalam buku putih berjudul Energi di Era Baru China yang dirilis oleh Kantor Informasi Dewan Negara China.

China mendorong tingkat pemanfaatan energi terbarukan secara keseluruhan, dengan tingkat konsumsi rata-rata nasional tenaga angin mencapai 96 persen, tenaga surya fotovoltaik 98 persen, dan tenaga air di lembah-lembah sungai utama mencapai 96 persen pada 2019.

Baca juga: Kapal Induknya Lintasi Selat Taiwan, China Berdalih Gelar Latihan

"Pengembangan dan pemanfaatan energi non-fosil merupakan elemen utama dari peralihan menuju sistem energi rendah karbon dan ramah lingkungan," ungkap buku putih tersebut.

Selain memprioritaskan energi non-fosil, negara itu juga mendorong pengembangan dan pemanfaatan energi fosil yang bersih dan efisien.

Batubara masih menjadi sumber energi dasar, sambung buku putih tersebut, seraya menambahkan bahwa produksi tahunan batubara mentah di negara itu berkisar antara 3,41 miliar ton hingga 3,97 miliar ton sejak 2012.

Baca juga: Kapal Induk China Mendekat, Taiwan Kerahkan Kapal Perang dan Pesawat

China berupaya memfasilitasi pemanfaatan batubara yang aman, cerdas, dan ramah lingkungan.

Sejak 2016 hingga 2019, China rata-rata memangkas lebih dari 900 juta ton kapasitas produksi batubara usang per tahun.

"Pembangunan ramah lingkungan di sektor energi memainkan peran penting dalam mengurangi emisi karbon," tulis buku putih tersebut.

Baca juga: Perang Potensial Antara Beijing dan Washington di Laut China Selatan, Kenapa?

Buku putih itu juga memaparkan bahwa pada 2019, intensitas emisi karbon di China menurun sebesar 48,1 persen dibandingkan dengan 2005.

Capaian tersebut melampaui target pengurangan intensitas emisi karbon sebesar 40 hingga 45 persen antara 2005 dan 2020, membalikkan tren pertumbuhan cepat emisi karbon dioksida.

Baca juga: Peti Mati Kuno Berbentuk Kapal Ditemukan di Chongqing, China

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

UPDATE Singapore Airlines Alami Turbulensi, 20 Orang Masuk ICU di RS Thailand

Global
Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Rusia Duduki Lagi Desa yang Direbut Balik Ukraina pada 2023

Global
AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

AS-Indonesia Gelar Lokakarya Energi Bersih untuk Perkuat Rantai Pasokan Baterai-ke-Kendaraan Listrik

Global
Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Inggris Juga Klaim China Kirim Senjata ke Rusia untuk Perang di Ukraina

Global
3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

3 Negara Eropa Akan Akui Negara Palestina, Israel Marah

Global
Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Ekuador Perang Lawan Geng Narkoba, 7 Provinsi Keadaan Darurat

Global
[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

[POPULER GLOBAL] Identitas Penumpang Tewas Singapore Airlines | Fisikawan Rusia Dipenjara

Global
Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Ukraina Kembali Serang Perbatasan dan Wilayahnya yang Diduduki Rusia

Global
Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Singapore Airlines Turbulensi, Ini Nomor Hotline bagi Keluarga Penumpang

Global
Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Rusia Pulangkan 6 Anak Pengungsi ke Ukraina Usai Dimediasi Qatar

Global
Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Fisikawan Rusia yang Kembangkan Rudal Hipersonik Dihukum 14 Tahun

Global
Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Misteri Area 51: Konspirasi dan Fakta di Balik Pangkalan Militer Tersembunyi AS

Global
Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Kepala Politik Hamas Ucap Duka Mendalam pada Pemimpin Tertinggi Iran

Global
Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Panas Ekstrem 47,4 Derajat Celcius, India Liburkan Sekolah Lebih Awal

Global
Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com