Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Perhatikan Varian Baru Virus Corona dengan Sangat Hati-hati

Kompas.com - 21/12/2020, 14:01 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS menyatakan, mereka "dengan sangat berhati-hati" mengawasi varian baru virus corona yang saat ini merebak di Eropa.

Kabar itu terjadi setelah panel dari para pakar AS merekomendasikan agar mereka yang berusia 75 tahun dan di atasnya divaksin.

Kelompok lansia itu berada dalam satu barisan dengan 30 juta "pekerja esensial", seperti guru, polisi, hingga pekerja toko kelontong.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Menyebar, Kasus Covid-19 di Inggris Melonjak Drastis

Kepada program CNN State of the Union, pakar kesehatan Moncef Slaoui menerangkan mereka masih belum tahu jika varian barisan virus corona sudah melanda AS.

"Tentu saja kami mengawasinya dengan sangat hati-hati. Termasuk di Institut Kesehatan Nasional dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit," kata Slaoui.

Penasihat di program vaksinasi Operation Warp Speed itu berujar, belum ada galur corona yang kebal dengan vaksin yang mereka kembangkan.

Menurut Slaoui, varian khusus Covid-19 yang saat ini muncul di Inggris sangat kecil kemungkinannya lolos dari kekebalan karena vaksin.

Pendapat Slaoui diperkua Laksamana Brett Giroir, pejabat AS yang mengawasi pengetesan Covid-19 dalam wawancara dengan ABC's "The Week.

Wakil menteri kesehatan itu kemudian ditanya apakah AS perlu mengikuti langkah negara Eropa yang memberlakukan larangan bagi Inggris.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Diklaim Tidak Berpengaruh ke Vaksin Saat Ini

"Saya yakin bahwa kami masih belum berada pada tahap itu," ulas perwira dari Korps Kesehatan Publik AS seperti dikutip AFP Senin (21/12/2020).

Slaoui melanjutkan, saat ini pihaknya mengapalkan hampir delapan juta dosis vasin Covid-19 ke seluruh penjuru "Negeri Uncle Sam".

Rinciannya adalah duta juta dosis vaksin yang berasal dari Pfizer/BioNTech, kemudian 5,9 juta vaksin Moderna yang disahkan pada Jumat (18/12/2020).

Slaoui menjelaskan, suntikan pertama dari Moderna kemungkinan bakal dilakukan pada Senin waktu setempat.

Wabah mungkin bakal berlangsung lebih buruk

CDC mengemukakan, sebanyak 2,8 juta dosis vaksin virus corona sudah didistribusikan sepanjang pekan dan 556,208 dosis lainnya tengah disiapkan.

Baca juga: 4 Pertanyaan Varian Baru Covid-19 Inggris, dari Karakter hingga Vaksin

Wakil Presiden Mike Pence sudah menyiarkan secara langsung momen dirinya divaksinasi. Sementara presiden terpilih Joe Biden mengaku akan melakukannya hari ini.

Sejauh ini, Presiden Donald Trump belum mengindikasikan bahwa dia akan segera mencoba keampuhan vaksin yang dibuat Pfizer/BioNTech maupun Moderna.

Dengan skeptisisme akan vaksin yang semakin besar, Giroir meminta kepada presiden 74 tahun tersebut untuk bersedia divaksin.

Selain demi kesehatann sang presiden sendiri, Giroir beerargumen bahwa tindakan Trump akan menginspirasi para pendukungnya.

Saat ini, AS merupakan negara yang paling menderita karena virus corona, di mana mereka mencatatkan lebih dari 316.000 korban meninggal.

Meski saat ini distribusi vaksin tengah dilakukan, Slaoui memeringatkan bahwa wabah bisa saja berlangsung lebih buruk.

Salah satu yang paling disorot Slaoui adalah kenaikan kasus infeksi baik saat libur Thanksgiving dan persiapan libur akhir tahun.

Baca juga: Tanggapi Varian Baru Virus Corona di Inggris, Perancis Perketat Lalu Lintas Logistik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com