Setelah mengalami gejala pada hari Kamis, dia meninggalkan istana Élysée dan sekarang mengisolasi diri di La Lanterne, kediaman presiden di luar Paris.
Meski terinfeksi Covid-19, ia telah beberapa kali mengadakan pertemuan melalui konferensi video.
Dia mengatakan akan terus fokus pada masalah "prioritas" seperti pandemi dan Brexit dan dia akan terus mengelola urusan sehari-hari dengan perdana menteri, pemerintah, dan timnya.
Pada hari Senin, Macron diperkirakan akan memimpin rapat kabinet terakhir tahun ini. Dia dirawat oleh seorang dokter militer.
Baca juga: Mendag Ajak Perancis Investasi di Industri Halal Indonesia
Banyak kritik yang dihadapi Macron berfokus pada makan malam yang dia selenggarakan di istana Élysée pada Rabu malam.
Setidaknya 10 pembantu senior dan pejabat terpilih diperkirakan ikut serta dalam acara tersebut - yang kabarnya berlangsung hingga sekitar tengah malam.
Di bawah aturan yang baru diberlakukan menjelang Natal, perkumpulan tak boleh dihadiri lebih dari enam orang dan acara itu harus selesai pukul 20:00.
Beberapa pengamat menuduh pemerintah munafik. Seorang politikus sayap kiri menulis di Twitter: "Di mana polisi? Seorang yang tidak bertanggung jawab, yang terinfeksi Covid, mengadakan makan malam dengan lebih dari 10 orang."
Para pejabat mengatakan bahwa ini bukan makan malam biasa, melainkan rapat kerja.
Mereka menekankan bahwa acara itu diadakan di ruang resepsi yang luas yang dapat menampung 700 orang dan aturan jarak ditaati dengan ketat.
Urusan kenegaraan tidak tunduk pada pembatasan yang mengatur makan malam pribadi, kata kantor presiden.
Seorang asisten Macron mengatakan kepada situs berita Europe 1 "Jika dia ceroboh, dia akan terinfeksi lebih awal."
Tetapi pemilik surat kabar kanan-tengah Nicolas Beytout menuduh presiden menunjukkan "pesan yang campur aduk" dan "mengabaikan aspek paling dasar terkait kehidupan saat pandemi Covid".
Sementara itu, dua kelompok aktivis - asosiasi korban virus korona dan kelompok usaha kecil - telah mengajukan pengaduan terhadap Presiden Macron karena melanggar jam malam dan "membahayakan nyawa".
Baca juga: Presiden Perancis Macron Konfirmasi Positif Covid-19, Tambah Daftar Pejabat Negara Terinfeksi
Macron, yang berusia 41 tahun, kemungkinan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, seperti yang terjadi pada Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.