Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Presiden Perancis Positif Covid-19, Apakah karena Melanggar Aturannya Sendiri?

Presiden merilis video selfie pada Jumat (18/12/2020), yang mengatakan dia merasa baik-baik saja, tetapi pekerjaannya "sedikit melambat karena virus".

Sebelum hasil tesnya menunjukkan dia positif Covid-19, Presiden Macron menghadiri sejumlah acara penting, termasuk KTT Uni Eropa dan jamuan makan malam dengan tokoh politik terkemuka di Istana Élysée pada Rabu malam (16/12/2020).

Banyak pejabat dan pemimpin asing yang dia temui juga telah mengisolasi diri.

Kantor Macron membantah keras dugaan bahwa dia bertindak sembrono.

Dalam videonya Macron mengatakan bahwa meski sangat berhati-hati, dia tertular virus, "tidak diragukan lagi, saat bertindak ceroboh, juga karena nasib buruk".

Presiden bukan pasien Covid biasa. Dia mungkin melindungi dari orang lain, tetapi dia tidak bisa melindungi dari pertanyaan tentang kondisinya dan keputusan yang dia ambil.

Bagaimana Macron tertular Covid?

Kita hanya bisa menebak. Mengingat masa inkubasi, dia mungkin terinfeksi pada pertemuan kepala negara Dewan Eropa di Brussel pada Kamis dan Jumat pekan lalu.

Macron juga mengatakan dia secara konsisten menjaga jarak sosial, memakai masker dan secara teratur membersihkan tangannya dengan gel anti-bakteri.

Seorang diplomat Uni Eropa mengatakan kepada situs Europe 1 bahwa jika Macron tertular virus di Brussels, "kemungkinan dia tertular oleh delegasinya sendiri".

Pada hari Senin, presiden Perancis menghadiri konferensi di Paris yang diselenggarakan oleh Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).

Mereka yang sekarang mengisolasi diri setelah pertemuan ini termasuk Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez, sekretaris jenderal OECD, serta perdana menteri dari Portugal, Belgia, Luksemburg, dan Irlandia.

Perdana Menteri Perancis Jean Castex dan ketua parlemen Richard Ferrand juga mengisolasi diri.

Bagaimana kondisi Macron?

Dalam videonya, presiden mengatakan dia mengalami rasa lelah, sakit kepala dan batuk kering, seperti ratusan ribu orang lainnya di Perancis.

Meski terinfeksi Covid-19, ia telah beberapa kali mengadakan pertemuan melalui konferensi video.

Dia mengatakan akan terus fokus pada masalah "prioritas" seperti pandemi dan Brexit dan dia akan terus mengelola urusan sehari-hari dengan perdana menteri, pemerintah, dan timnya.

Pada hari Senin, Macron diperkirakan akan memimpin rapat kabinet terakhir tahun ini. Dia dirawat oleh seorang dokter militer.

Apakah dia melanggar aturan Covid-nya sendiri?

Banyak kritik yang dihadapi Macron berfokus pada makan malam yang dia selenggarakan di istana Élysée pada Rabu malam.

Setidaknya 10 pembantu senior dan pejabat terpilih diperkirakan ikut serta dalam acara tersebut - yang kabarnya berlangsung hingga sekitar tengah malam.

Di bawah aturan yang baru diberlakukan menjelang Natal, perkumpulan tak boleh dihadiri lebih dari enam orang dan acara itu harus selesai pukul 20:00.

Beberapa pengamat menuduh pemerintah munafik. Seorang politikus sayap kiri menulis di Twitter: "Di mana polisi? Seorang yang tidak bertanggung jawab, yang terinfeksi Covid, mengadakan makan malam dengan lebih dari 10 orang."

Para pejabat mengatakan bahwa ini bukan makan malam biasa, melainkan rapat kerja.

Mereka menekankan bahwa acara itu diadakan di ruang resepsi yang luas yang dapat menampung 700 orang dan aturan jarak ditaati dengan ketat.

Urusan kenegaraan tidak tunduk pada pembatasan yang mengatur makan malam pribadi, kata kantor presiden.

Seorang asisten Macron mengatakan kepada situs berita Europe 1 "Jika dia ceroboh, dia akan terinfeksi lebih awal."

Tetapi pemilik surat kabar kanan-tengah Nicolas Beytout menuduh presiden menunjukkan "pesan yang campur aduk" dan "mengabaikan aspek paling dasar terkait kehidupan saat pandemi Covid".

Sementara itu, dua kelompok aktivis - asosiasi korban virus korona dan kelompok usaha kecil - telah mengajukan pengaduan terhadap Presiden Macron karena melanggar jam malam dan "membahayakan nyawa".

Apa yang terjadi jika presiden tak bisa memimpin?

Macron, yang berusia 41 tahun, kemungkinan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit, seperti yang terjadi pada Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Tetapi dalam hal dia tak bisa bekerja karena sakit, sudah ada protokol yang mengatur.

Di bawah Konstitusi Perancis, ketua Senat menjadi presiden sementara. Saat ini posisi itu dipegang oleh Gérard Larcher yang konservatif.

Pemimpin sementara memiliki kekuasaan terbatas, misalnya dia tidak dapat mengubah konstitusi.

Jika presiden meninggal saat menjabat atau tidak berdaya untuk memimpin sama sekali, pemilihan harus diadakan.

Inilah yang terjadi pada tahun 1969, ketika Presiden de Gaulle mundur, dan pada tahun 1974, ketika penggantinya Georges Pompidou meninggal.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/20/175340770/presiden-perancis-positif-covid-19-apakah-karena-melanggar-aturannya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke