Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki dan Irak Sepakat Lanjutkan Kerja Sama Melawan Kelompok Ekstremis

Kompas.com - 18/12/2020, 16:41 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber AP

ANKARA, KOMPAS.com - Turki dan Irak sepakat untuk melanjutkan kerja sama mereka dalam memerangi organisasi ekstremis, termasuk kelompok ISIS dan pemberontak Kurdi.

Hal itu disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada wartawan setelah kunjungan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi, melansir AP pada Kamis (17/12/2020).

Erdogan juga mengatakan, dia berharap pipa minyak Irak-Turki segera diperbaiki dan akan melanjutkan transfer minyak ke pasar dunia. Pipa tersebut sebelumnya dirusak oleh ISIS dalam dalam pertempuran.

Turki telah melakukan banyak serangan darat dan udara lintas perbatasan ke negara tetangga, Irak. Hal itu dilakukan untuk menyerang militan Partai Pekerja Kurdistan atau PKK, yang mempertahankan pangkalan di wilayah tersebut.

Baca juga: Presiden Erdogan Dikecam Iran Bacakan Puisi Separatis di Azerbaijan

Serangan terbaru pada bulan Juni yang dijuluki Operasi Cakar Harimau, menunjukkan bahwa pasukan komando Turki mengudara ke wilayah Irak.

PKK yang memerangi Turki sejak 1984, dianggap sebagai organisasi teror oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.

“Kami telah sepakat untuk melanjutkan perjuangan kami melawan musuh bersama kami ISIS, PKK, dan FETO,” kata Erdogan.

FETO adalah jaringan yang dipimpin oleh ulama Turki, Fethullah Gulen, yang berbasis di AS. Turki menyalahkan kelompok itu atas kudeta yang gagal pada 2016, tetapi Gulen menyangkal keterlibatannya dalam upaya tersebut.

Baca juga: Erdogan ke Putin: Upaya Gencatan Senjata Nagorno-Karabakh Bisa Mencakup yang Lain

"Tidak ada tempat untuk terorisme separatis di Turki, Irak, atau Suriah," kata Erdogan. "Wilayah kami tidak akan menemukan kedamaian sampai terorisme dibasmi."

Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi mengatakan, Irak tidak mungkin memberi toleransi bagi kelompok yang mengancam Turki.

Pemimpin Turki itu juga menyampaikan bahwa kedua negara sama-sama setuju untuk terus melanjutkan rencana aksi yang diusulkan Turki, yaitu terkait pemanfaatan yang efektif atas air Sungai Tigris. Hal ini menyusul pembangunan Bendungan Ilisu di Turki tenggara.

"Turki menekankan bahwa air tidak boleh dinilai sebagai sumber perselisihan, melainkan sebagai sektor kerja sama," kata Erdogan.

Baca juga: Presiden Erdogan Ajak Dialog Uni Eropa untuk Masa Depan Turki

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Mungkinkah Uni Eropa Memutus Hubungan dengan Presiden Putin?

Internasional
Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Meski Perundingan Berlangsung, Israel Tetap Serang Jalur Gaza

Global
Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Dinas Keamanan Ukraina Mengaku Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com