ANKARA, KOMPAS.com - Turki dan Irak sepakat untuk melanjutkan kerja sama mereka dalam memerangi organisasi ekstremis, termasuk kelompok ISIS dan pemberontak Kurdi.
Hal itu disampaikan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kepada wartawan setelah kunjungan dengan Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi, melansir AP pada Kamis (17/12/2020).
Erdogan juga mengatakan, dia berharap pipa minyak Irak-Turki segera diperbaiki dan akan melanjutkan transfer minyak ke pasar dunia. Pipa tersebut sebelumnya dirusak oleh ISIS dalam dalam pertempuran.
Turki telah melakukan banyak serangan darat dan udara lintas perbatasan ke negara tetangga, Irak. Hal itu dilakukan untuk menyerang militan Partai Pekerja Kurdistan atau PKK, yang mempertahankan pangkalan di wilayah tersebut.
Baca juga: Presiden Erdogan Dikecam Iran Bacakan Puisi Separatis di Azerbaijan
Serangan terbaru pada bulan Juni yang dijuluki Operasi Cakar Harimau, menunjukkan bahwa pasukan komando Turki mengudara ke wilayah Irak.
PKK yang memerangi Turki sejak 1984, dianggap sebagai organisasi teror oleh Turki, Amerika Serikat, dan Uni Eropa.
“Kami telah sepakat untuk melanjutkan perjuangan kami melawan musuh bersama kami ISIS, PKK, dan FETO,” kata Erdogan.
FETO adalah jaringan yang dipimpin oleh ulama Turki, Fethullah Gulen, yang berbasis di AS. Turki menyalahkan kelompok itu atas kudeta yang gagal pada 2016, tetapi Gulen menyangkal keterlibatannya dalam upaya tersebut.
Baca juga: Erdogan ke Putin: Upaya Gencatan Senjata Nagorno-Karabakh Bisa Mencakup yang Lain
"Tidak ada tempat untuk terorisme separatis di Turki, Irak, atau Suriah," kata Erdogan. "Wilayah kami tidak akan menemukan kedamaian sampai terorisme dibasmi."
Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi mengatakan, Irak tidak mungkin memberi toleransi bagi kelompok yang mengancam Turki.
Pemimpin Turki itu juga menyampaikan bahwa kedua negara sama-sama setuju untuk terus melanjutkan rencana aksi yang diusulkan Turki, yaitu terkait pemanfaatan yang efektif atas air Sungai Tigris. Hal ini menyusul pembangunan Bendungan Ilisu di Turki tenggara.
"Turki menekankan bahwa air tidak boleh dinilai sebagai sumber perselisihan, melainkan sebagai sektor kerja sama," kata Erdogan.
Baca juga: Presiden Erdogan Ajak Dialog Uni Eropa untuk Masa Depan Turki
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.