WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Mantan Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, menyamakan Presiden Rusia, Vladimir Putin dengan pimpinan dewan distrik yang tangguh di Kota Chicago.
Obama juga menyebut bekas Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, sebagai sosok penuh retorika berlebihan.
Berbagai penilaian terhadap sejumlah pimpinan negara diutarakan Obama dalam buku pertama dari dua seri memoarnya yang terbit 18 November lalu.
Baca juga: Apa Saja Lagu Favorit yang Didengarkan Barack Obama?
Buku berjudul A Promised Land itu laku 890.000 salinan di AS dan Kanada hanya dalam 24 jam pertama sejak diluncurkan. Buku tersebut diperkirakan akan menjadi buku memoar presiden paling laku sepanjang sejarah.
Dalam buku itu, Obama menceritakan perjalanannya berkeliling dunia sebagai presiden ke-44 AS. Dia berkisah tentang perjumpaannya dengan pimpinan berbagai negara.
Lantas siapa saja yang memberikan kesan positif kepada Obama? Dan siapa yang mendapat penilaian negatif di buku itu?
Baca juga: Nasihat Obama kepada Trump: Akuilah Kalah dari Biden
Obama berkata, pemimpin Rusia itu mengingatkannya pada para politikus senior yang dia temui pada awal kariernya di Chicago. Dia menulis bahwa Putin seperti bos dewan distrik, tapi memiliki senjata nuklir dan hak veto di Dewan Keamanan PBB.
"Putin, pada kenyataannya, mengingatkan saya pada jenis orang yang pernah menjalankan pemerintahan Chicago atau Tammany Hall (sebuah organisasi politik di Kota New York)," tulis Obama.
"Karakternya tangguh, biasa menghadapi persoalan atau bahaya, sosok yang tidak sentimental dan tahu apa yang dia kuasai."
"Dia tidak pernah mundur dari apa yang selalu dia lakukan, dan memandang kekuasaan, suap, pemerasan, penipuan, serta kekerasan yang sekali-sekali dilakukan sebagai alat sah untuk bertukar kepentingan," kata Obama.
Baca juga: Parlemen Rusia Akan Beri Kekebalan Hukum Seumur Hidup ke Putin
Politikus Partai Konservatif yang menjabat Perdana Menteri Inggris pada periode tahun 2010-2016 itu disebut Obama sebagai sosok yang sopan dan percaya diri.
Menurut Obama, Cameron memiliki kepercayaan diri walau sepanjang hidupnya tidak diterpa persoalan kehidupan yang terlalu berat.
Obama berkata, Cameron ramah kepadanya. "Saya menyukainya secara pribadi, bahkan ketika kami beradu argumentasi," tulis Obama.
Namun Obama tidak merahasiakan fakta bahwa dia tidak menyetujui kebijakan ekonomi yang diambil Cameron.
"Cameron memegang erat prinsip pasar bebas yang kuno, setelah berjanji kepada para pemilihnya bahwa kebijakan pengurangan defisit dan penghentian sejumlah layanan pemerintah, termasuk reformasi peraturan dan perluasan perdagangan, akan meningkatkan daya saing Inggris," tulisnya.