Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mata-mata Rusia Sudah Lama Buntuti Pimpinan Oposisi Alexey Navalny Sebelum Diracun

Kompas.com - 16/12/2020, 10:15 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber CNN

BERLIN, KOMPAS.com - Hasil investigasi gabungan menemukan, pimpinan oposisi Rusia, Alexey Navalny sudah dibuntuti tim FSB Rusia sejak tahun 2017. FSB di Rusia merupakan penerus pasukan polisi rahasia Uni Soviet, KGB.

Navalny adalah lawan bebuyutan bagi Presiden Vladimir Putin selama hampir satu dekade. Ia telah fokus pada pengungkapan korupsi di antara hierarki dan oligarki Rusia.

Agenda itu semakin aktif Navalnya dan tim lakukan sejak tidak diberi kesempatan untuk mencalonkan diri melawan Putin dalam pemilihan presiden 2018.

Ia juga mendorong pemungutan suara taktis dalam pemilihan daerah melawan partai yang memerintah, Partai Rusia Bersatu.

Melansir CNN pada Senin (14/12/2020), dari investigasi yang dilakukan Bellingcat dan CNN ditemukan bahwa tim racun FSB terdiri dari enam hingga 10 agen. Semua termasuk dokter, ahli toksikologi, dan paramedis yang kompeten.

Mata-mata FSB yang membuntuti Navalny berusia akhir 30-an dan 40-an. Mereka biasanya melakukan perjalanan dalam kelompok yang terdiri dari tiga orang.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Diduga Diracun dengan Racun Saraf Novichok

Ketika melacak Navalry, mereka akan menggunakan penerbangan paralel dan telepon burner.

Unit mereka berbasis di sebuah kompleks markas berwarna krem yang mencolok di Jalan Akademika Vargi di pinggiran barat daya Moskwa, markas besar Institut Kriminalistik FSB.

Kelompok itu kadang bekerja di kompleks lain yang lebih aman di tepi timur Moskwa.

Unit ini dipimpin langsung oleh Stanislav Makshakov. Menurut catatan publik, dia memegang hak paten terkait gas mustard.

Dia berpangkat kolonel ketika bekerja di Institut Shikhany dekat Saratov di Rusia barat daya. Di sanalah racun saraf Novichok dikembangkan pada 1970-an dan diproduksi selama dua dekade berikutnya.

Baca juga: Selain Alexei Navalny, Berikut Kasus Lain yang Melibatkan Racun Saraf Novichok

Navalny mungkin tidak pernah melihat ‘bayangan’ yang membuntutinya. Navalny mengatakan tidak mengenali satupun dari mereka, saat CNN menunjukkan foto beberapa agen tersebut kepadanya.

Navalny pekan lalu bersedia melakukan wawancara di sebuah lokasi rahasia di Jerman. Dia masih masih dalam pemulihan di tempat itu.

"Saya memiliki perasaan yang sangat aneh ketika saya melihat wajah mereka," kata Navalny.

Ia menambahkan bahwa "sangat menakutkan" mengetahui bahwa dia telah diikuti begitu lama.

Pengintaian yang Lemah

Tapi penyelidikan ini juga menemukan bahwa tugas mata-mata ini tidak begitu rinci.

Baca juga: Dokter Masih Mendiagnosis Segala Kemungkinan yang Membuat Alexei Navalny Tak Sadarkan Diri

Hingga tahun 2018, agen di unit tersebut masih sering menggunakan namanya sendiri untuk mengikuti target.

Beberapa kemudian mengadopsi identitas palsu. Tetapi menggunakan nama anak atau istri mereka dan mengubah tanggal lahir mereka setahun.

Keterampilan mengintai yang lemah, korupsi pejabat dan perlindungan data yang buruk, telah menimbulkan rasa malu yang besar bagi badan intelijen Rusia sebelumnya.

Basis data yang bocor dari daftar pemerintah tersedia secara luas di Rusia. Datanya tersedia untuk segala hal, mulai dari registrasi kendaraan, detail paspor, dan data pribadi lainnya.

Peneliti Bellingcat dan jurnalis investigasi Rusia telah menggunakan data tersebut untuk mengungkap rincian aktivitas peretas dan agen intelijen Rusia.

Mereka sering membuat kesalahan mendasar seperti mendaftarkan mobil mereka ke tempat kerja resmi mereka.

Baca juga: Usai Diracuni, Kondisi Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Membaik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com