Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Beri Bantuan Vaksin Covid-19 tapi dengan Imbalan, Apakah Itu?

Kompas.com - 10/12/2020, 14:07 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Ketika negara-negara kaya berebut untuk membeli pasokan terbatas vaksin Covid-19, China menawarkan suntikan vaksin produk dalam negerinya kepada negara-negara miskin.

Namun, bantuan vaksin Covid-19 itu tidak cuma-cuma, China mengharapkan adanya imbalan kerja sama diplomatik jangka panjang.

Melansir AFP pada Kamis (10/12/2020), langkah itu dapat menjadi strategi China yang membawa banyak manfaat, di antaranya yaitu mengalihkan kemarahan dan kritik atas penanganan awal China terhadap pandemi Covid-19.

Selain itu juga, untuk meningkatkan profil perusahaan bioteknologinya dan memperkuat serta memperluas pengaruhnya di Asia dan sekitarnya.

"Tidak diragukan lagi China sedang mepraktikan diplomasi vaksin dalam upaya memperbaiki citranya yang ternoda," kata Huang Yanzhong, seorang rekan senior untuk kesehatan global di Council on Foreign Relations (CFR), kepada AFP.

Baca juga: Negara Kaya Lakukan Nasionalisme Vaksin, Ini Peringatan Sekjen PBB

"Cara itu juga menjadi alat untuk meningkatkan pengaruh China di skala global dan mengatasi masalah geopolitik," tambahnya.

China telah dikritik karena penangannya terhadap kemunculan virus corona di Wuhan, dan itu mendorongnya untuk mengeluarkan segala kemampuan untuk mengendalikan wabah Covid-19 di dalam negerinya.

Pada bulan-bulan awal pandemi virus corona, Beijing segera mengekspor jutaan masker dan APD, serta mengirim tim medis untuk membantu sistem perawatan kesehatan yang tegang di Eropa dan Afrika.

Sekarang, dengan perusahaan farmasi besar Barat mulai memasarkan vaksin Covid-19 mereka masing-masing, China meluncurkan vaksin versinya sendiri.

Saat ini, China telah menandatangani perjanjian untuk memasok jutaan dosis vaksin Covid-19, termasuk ke negara-negara yang terkadang memiliki hubungan yang sangat buruk dengan Beijing.

Baca juga: Vaksin Pfizer Kemungkinan Akan Diberi Peringatan Alergi oleh AS

Citra global

Para diplomat China telah menandatangani kesepakatan dnegan Malaysia dan Filipina, yang keduanya sebelumnya mengeluhkan tentang ambisi ekspansionis Beijing di Laut China Selatan.

Pada Agustus, Perdana Menteri China Li Keqiang menjanjikan akses prioritas vaksin Covid-19 kepada negara-negara di sepanjang sungai Mekong, di mana kekeringan yang menghancurkan diperburuk oleh pembangunan bendungan China di hulu.

"'Diplomasi vaksin' China bukanlah tanpa syarat," kata Ardhitya Eduard Yeremia dan Klaus Heinrich Raditio dalam sebuah makalah yang diterbitkan bulan ini oleh lembaga Yusof Ishak yang berbasis di Singapura.

"Beijing dapat menggunakan sumbangan vaksinnya untuk memajukan agenda regionalnya, terutama pada masalah sensitif, seperti klaimnya di Laut China Selatan," tambah mereka.

Menurut Huang dari CFR bahwa langkah Presiden Xi Jinping untuk menawarkan vaksin China di seluruh dunia sebagai "barang publik" juga memungkinkan Beijing untuk membentuk citra dirinya sendiri sebagai pemimpin dalam kesehatan global.

Kesempatan membentuk citra global itu terbuka lebar, terlebih Donald Trump yang memiliki "doktrin America First" sudah lengser dari jabatannya.

Washington telah absen dari aliansi global 189 negara yang telah berjanji untuk mendistribusikan vaksin secara adil.

Sementara, Beijing mendaftar pada Oktober ketika pihak farmasi pembuat vaksin meluncurkan uji coba tahap akhir.

Namun, program ini hanya mengamankan dosis yang cukup untuk 20 persen populasi negara berpenghasilan rendah dan menengah, pada akhir tahun depan, yang menjadi penawaran sebuah peluang komersial.

China meningkatkan fasilitas produksi vaksin Covid-19 untuk menghasilkan 1 miliar suntikan dosis pada tahun depan.

Setelah sebagian besar telah didistribusikan untuk menjinakkan wabah di dalam negeri, maka akan ada surplus untuk dijual.

Baca juga: Kiriman Pertama Vaksin Pfizer Covid-19 Mendarat di Israel

Jalan sutra kesehatan

Jika China dapat menangkap hanya 15 persen pasar di negara-negara berpenghasilan menengah dan rendah, itu akan menghasilkan penjualan sekitar 2,8 miliar dollar AS (Rp 39,5 triliun), menurut perkiraan Essence Securities, sebuah perusahaan pialang yang berbasis di Hong Kong.

"Setiap orang berteriak-teriak meminta vaksin dan Beijing berada dalam posisi yang baik untuk menangkap kesempatan emas," kata seorang analis di perusahaan itu, yang menolak disebutkan namanya.

Penggerak inokulasi global juga membutuhkan fasilitas penyimpanan dan rantai dingin untuk mengangkut dosis vaksin virus corona.

Kirk Lancaster dari CFR mengatakan bahwa proyek-proyek semacam itu cocok dengan dorongan infrastruktur Xi senilai 1 triliun dollar AS (Rp 14,1 kuadriliun), yang merupakan bentuk Belt and Road Initiative, yang sebaliknya terpukul karena pandemi.

Raksasa e-commerce Alibaba telah membangun gudang di Ethiopia dan Dubai yang akan berfungsi sebagai pusat distribusi vaksin virus corona untuk Afrika dan Timur Tengah.

Beijing sedang membangun fasilitas produksi vaksin di negara-negara seperti Brasil, Maroko, dan Indonesia yang telah berpartisipasi dalam uji coba global oleh pembuat obat China.

China juga telah menjanjikan pinjaman 1 miliar dollar AS (Rp 14,1 triliun) kepada negara-negara Amerika Latin dan Karibia untuk mendanai pengadaan.

Perusahaan China akan dapat mendukung infrastruktur ini lebih jauh,

"Semua upaya ini, yang dicap sebagai 'Jalur Sutra Kesehatan', membantu China memulihkan reputasi nasionalnya sambil membuka pasar baru bagi perusahaannya," kata Lancaster seperti yang dikutip dari AFP.

Baca juga: UEA Daftarkan Vaksin Sinopharm China dengan Klaim Efektivitas 86 Persen

Kesenjangan kepercayaan

China memiliki 4 vaksin Covid-19 dalam tahap akhir pengembangan, dan sangat maju dengan pengujian manusia secara massal di sejumlah negara, termasuk Brasil, Uni Emirat Arab, dan Turki.

Jutaan orang lainnya di China telah menerima suntikan.

Namun, tidak seperti vaksin virus corona yang dikembangkan oleh Moderna, AstraZeneca dan Johnson & Johnson, sedikit informasi yang telah dipublikasikan tentang keamanan atau kemanjuran vaksin virus corona asal China ini.

Otoritas komunis negara yang mengontrol segalanya mulai dari universitas hingga regulator, seperti alergi terhadap pengawasan publik.

"Kurangnya transparansi dalam sistem China berarti ribuan (di dalam negeri) yang telah menerima vaksin asal China tanpa adanya data pengujian yang relevan dipublikasikan," kata Natasha Kassam, analis kebijakan China di Lowy Institute.

Dia mengatakan bahwa kekurangan data "akan menyebabkan alarm" selama peluncuran vaksin Covid-19 secara global.

Pembuat vaksin Covid-19 asal China juga telah memeriksa reputasi, setelah skandal besar yang melibatkan produk kadaluarsa atau kualitas buruk.

Semua itu berarti pembeli dari luar negeri harus berhati-hati.

Pelopor vaksin China, Sinovac dan Sinopharm, telah mengajukan di muka untuk kurang dari 500 juta dosis pada pertengahan November, menurut data dari konsultan London Airfinity, yang mana pemesannya kebanyakan dari negara-negara yang telah berpartisipasi dalam uji coba vaksin itu.

AstraZeneca, sementara itu, memiliki pesanan di muka untuk 2,4 miliar dosis, dan Pfizer memiliki sekitar 0,5 miliar pesanan.

Kepercayaan yang lebih luas di Beijing juga anjlok tahun ini, dengan studi 14 negara oleh Pew Research Center menemukan penurunan tajam dalam persepsi negara.

"(Masyarakat) yang semakin tidak percaya pada China cenderung tidak mempercayai kandidat vaksin yang dihasilkan," kata Kassam.

Baca juga: Provinsi di China Mulai Dapat Vaksin Covid-19 pada Awal 2021

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com