Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makin Gundul, Hutan Amazon Alami Deforestasi Terparah dalam 12 Tahun Terakhir

Kompas.com - 07/12/2020, 11:48 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Aditya Jaya Iswara

Tim Redaksi

Sumber BBC

BRASILIA, KOMPAS.com - Badan Antariksa Brasil (INPE) melaporkan deforestasi di hutan hujan Amazon Brasil melonjak ke taraf tertinggi sejak 2008.

Melansir dari BBC pada Minggu (6/12/20), area hutan hujan yang dibabat sejak Agustus 2019 hingga Juli 2020 adalah seluas 11.088 km persegi. Luasnya mengalami peningkatan 9,5 persen dalam periode yang sama tahun lalu.

Hutan Amazon adalah penyimpan karbon penting yang menghentikan laju yang global.

Para peneliti mengatakan, laju deforestasi hutan hujan Amazon kian cepat sejak Presiden Jair Bolsonaro menjabat pada Januari 2018.

Ia disebut mendorong aktivitas pertanian dan pertambangan di hutan hujan terbesar di dunia itu.

Padahal, hutan hujan ini adalah rumah bagi sekitar tiga juta flora dan fauna, serta satu juta masyarakat adat.

Baca juga: Peneliti Temukan Lukisan Kuno yang Gambarkan Kehidupan di Hutan Amazon

Data terbaru mencatat peningkatan luas area deforestasi hutan Amazon, dari 7.536 km persegi yang diumumkan oleh INPE pada 2018 - tahun sebelum Bolsonaro menjabat.

Data terbaru ini merupakan data awal. Pemerintah Brasil baru akan merilis angka resmi awal tahun depan.

Bukan hanya mendorong pembangunan di hutan Amazon, Presiden Bolsonaro juga disebut memotong dana untuk lembaga federal yang telah mendenda serta menangkap petani dan penebang yang melanggar undang-undang lingkungan.

Bolsonaro sebelumnya berseteru dengan INPE terkait data deforestasi Amazon. Tahun lalu, dia menuding badan tersebut mencoreng reputasi Brasil.

Dalam sebuah pernyataan, lembaga swadaya masyarakat Pengamatan Iklim mengatakan data deforestasi Hutan Amazon mencerminkan hasil sukses upaya memusnahkan kapasitas negara Brasil, dan badan inspeksinya untuk melakukan pengawasan hutan dan melawan kejahatan di Amazon.

Tetapi beberapa pejabat menyatakan bahwa tingkat deforestasi faktanya lebih rendah dari yang tercatat tahun lalu, dan itu merupakan tanda kemajuan.

“Meskipun kami tidak di sini untuk membenarkan ini (deforestasi), Data yang ada menunjukkan bahwa upaya yang kami lakukan mulai membuahkan hasil," kata Wakil Presiden Hamilton Mourao kepada wartawan.

Skala kerusakan hutan hujan Amazon sangat sulit untuk dikalkulasi.

Baca juga: Hutan Amazon Terancam Jadi Sabana Kering karena Krisis Iklim

"Tahun lalu saya menyaksikan keheningan pasca deforestasi setelah pohon-pohon besar dibuldoser dan kemudian dibakar," ujar Mourao.

Ini dilakukan untuk membuka lahan untuk penggembalaan ternak dan budidaya kedelai - penyumbang ekonomi besar bagi Brasil.

Pada saat itu dikatakan bahwa area hutan seukuran lapangan sepak bola dibuka setiap menit.

Tapi tak lama kemudian perhitungan itu terlampaui. Kebakaran yang terjadi tahun ini merupakan yang terbesar selama satu dekade.

Tidak satu pun dari kondisi saat ini yang mengejutkan mengingat Jair Bolsonaro terpilih dengan janji pembangunan.

Karena ingin melakukan pertambangan serta pertanian, dia menggambarkan Amazon sebagai "tabel periodik" dari mineral berharga. Dia mengabaikan apa yang dilihatnya sebagai campur tangan dari luar.

Tetapi para ilmuwan iklim mengatakan bahwa miliaran pohon adalah penyimpan karbon yang sangat besar dan, tanpa mereka, kenaikan suhu global akan semakin cepat.

Baca juga: Ahli Temukan Lukisan Purba Sepanjang 13 Kilometer di Pedalaman Amazon

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com