Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Jual Kerbau, Namibia Bakal Lelang Gajah Liar, Ini Alasannya

Kompas.com - 05/12/2020, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

WINDHOEK, KOMPAS.com – Kementerian Lingkungan Hidup, Kehutanan, dan Pariwisata Namibia mengatakan akan melelang gajah liar kepada siapa pun di Namibia.

Pengumuman lelang gajah liar tersebut disampaikan oleh Kementerian tersebut melalui iklan dalam surat kabarNew Era yang dimiliki oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Namibia akan melelang sebanyak 170 ekor gajah liar dengan alasan meningkatnya pupolasi gajah di negara itu dan alasan kekeringan.

Baca juga: Kaavan Gajah Paling Kesepian di Dunia Akhirnya Punya Teman Setelah 8 Tahun

Dilansir dari Reuters, Kamis (3/12/2020), alasan lain pelelangan gajah tersebut adalah meningkatnya konflik antara gajah dan manusia di negara itu.

Kendati demikian, Namibia menegaskan bahwa pelelangan gajah liar tersebut harus lolos sejumlah kriteria ketat yang wajib dipenuhi.

Kriteria ketat tersebut mencakup fasilitas karantina dan sertifikat game-proof fence untuk kandang gajah.

Baca juga: Cegah Gajah Makan Plastik, Sri Lanka Akan Buat Parit dan Pagar Listrik

Pembeli asing juga harus memberikan bukti bahwa otoritas konservasi di negara asal pembeli akan mengizinkan mereka untuk mengekspor gajah ke negaranya.

Sebelumnya, pada Oktober, Namibia telah menjual 70 kerbau betina dan 30 kerbau jantan dari Waterberg Plateau Park dalam upaya mengurangi tekanan pada lahan penggembalaan.

Negara Afrika selatan yang gersang itu juga melelang 1.000 hewan dari taman nasional, termasuk 500 kerbau pada 2019 karena menghadapi kekeringan terburuk dalam satu abad terakhir.

Baca juga: Gajah-gajah Mati Perlahan karena Makan Plastik di Tempat Pembuangan Sampah Sri Lanka

Seperti sejumlah negara Afrika lainnya, Namibia mencoba mencari keseimbangan antara melindungi spesies bernilai tinggi seperti gajah dan badak, sambil mengelola bahaya yang mereka timbulkan saat hewan-hewan itu merambah tempat tinggal manusia.

Upaya konservasi hewan-hewan langka di Namibia mendapat pujian dunia internasional.

Menurut data pemerintah, populasi gajah di negara itu pada 1995 tercatat 7.500 ekor. Sedangkan pada 2019, populasi gajah di Namibia meningkat menjadi 24.000 ekor.

Baca juga: Kisah Dokter Gajah, Selamatkan 10.000 Gajah di India dan Indonesia

Namun, pada 2019 pula, Namibia mempertimbangkan untuk menarik diri dari aturan yang mengatur perdagangan spesies yang terancam punah di ranah global.

Langkah tersebut dipertimbangkan setelah sejumlah negara enggan mendukung usulan pelonggaran pembatasan perburuan dan ekspor badak putihnya dalam Konvensi tentang Perdagangan Internasional Spesies Flora dan Fauna Liar yang Terancam Punah (CITES).

Namibia ingin memperbolehkan perburuan dan ekspor hewan hidup dengan alasan bahwa dana yang berhasil terkumpul dari sektor tersebut akan membantu Namibia melindungi spesies langka.

Baca juga: Bikin Heboh, Gajah Laut Muncul di Tengah Jalan Permukiman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis. Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Dituduh Mencuri, Tentara AS Ditangkap di Rusia

Global
Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Isi Usulan Gencatan Senjata di Gaza yang Disetujui Hamas, Mencakup 3 Fase 

Global
Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Sisa-sisa Kerangka Manusia Ditemukan di Bunker Perang Dunia II

Global
Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com