COLOMBO, KOMPAS.com – Pada Senin (30/11/2020), Pemerintah Sri Lanka bermaksud membuat parit dan membangun pagar listrik.
Hal itu dimaksudkan untuk mencegah para gajah memakan sampah pastik di tempat pembuangan sampah terbuka.
Dilansir dari AFP, sampah plastik merupakan pembunuh utama para gajah karena seringkali gajah-gajah itu memakannya.
Baca juga: Kerusuhan di Penjara Sri Lanka akibat Narapidana Coba Kabur, 8 Orang Tewas
Hasil otopsi menunjukkan bahwa terdapat sampah plastik dalam jumlah besar di dalam perut gajah yang mati kesakitan setelah mengobrak-abrik tempat pembuangan sampah.
Departemen Konservasi Satwa Liar Sri Lanka mengatakan jumlah tempat pembuangan sampah terbuka sebenanrya telah dikurangi sejak 2017.
Dulu, tempat pembuangan sampah terbuka ada di 54 dan kini jumlahnya menurun drastis menjadi 15 tempat.
Baca juga: Gajah-gajah Mati Perlahan karena Makan Plastik di Tempat Pembuangan Sampah Sri Lanka
Namun, masalah gajah yang mati akibat memakan sampah plastik masih terus ada dan terjadi di sembilan tempat pembuangan sampah terbuka.
"Pekerjaan awal sudah dimulai di dua tempat pembuangan sampah di distrik Ampara dan kami berharap pekerjaan itu selesai awal tahun depan," kata Departemen Konservasi Satwa Liar Sri Lanka.
Seorang sumber mengatakan kepada AFP bahwa parit miring itu memiliki kedalaman sekitar 1,8 meter.
Baca juga: Menlu AS Sebut China Predator Saat Bertemu Pejabat Sri Lanka
Populasi gajah Sri Lanka telah menurun menjadi sekitar 7.000 ekor menurut sensus terbaru. Jumlah tersebut turun dari 12.000 ekor pada awal dekade 1900-an.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan