SEOUL, KOMPAS.com - Ibu kota Korea Selatan, Seoul, dan daerah sekitarnya akan menutup bar dan kelab malam, membatasi jemaah ibadah, serta membatasi layanan restoran, di saat "Negeri Ginseng" dilanda gelombang ketiga virus corona.
Aturan-aturan yang diumumkan pada Minggu (22/11/2020) itu mirip dengan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang diterapkan di sejumlah kota/wilayah Indonesia.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) melaporkan 330 kasus Covid-19 harian baru pada Sabtu tengah malam, turun dari 386 pada Jumat (20/11/2020), tetapi adalah hari kelima beruntun penambahan lebih dari 300 kasus per hari.
Baca juga: Diimpor AS dari Korsel, Alat Tes Covid-19 Senilai Rp 134 Miliar Cacat dan Tak Terpakai
"Gelombang ketiga wabah Covid-19 semakin meningkat," kata Menteri Kesehatan Korsel Park Neung-hoo dikutip Kompas.com dari Reuters.
"Situasinya sangat serius dan gawat," imbuhnya.
Wabah virus corona nasional ini dipicu oleh klaster infeksi di daerah metropolitan Seoul, yang berpenghuni separuh dari 52 juta penduduk di Korsel.
Baca juga: Pembawa Berita dari Kecerdasan Buatan Sukses Lakoni Debut di TV Korsel
Mulai Selasa (24/11/2020) kedai-kedai kopi besar di Seoul akan diminta hanya melayani takeaway dan pesan-antar, sedangkan restoran tidak boleh melayani makan di tempat setelah pukul 21.00.
PSBB lainnya akan diberlakukan di tempat-tempat seperti gym, serta jemaah ibadah dan acara olahraga.
Sebelumnya PM Korsel Chung Sye-kyun dalam pertemuan pemerintah mengatakan, aturan social distancing mungkin diperlukan untuk mencegah wabah meluas.
Baca juga: Investigasi Ungkap Perusahaan Korsel Bakar Hutan Papua untuk Perluasan Lahan Sawit
"Kami berada pada titik kritis menghadapi sejumlah besar infeksi di seluruh negeri," kata Chung sebagaimana dilaporkan Yonhap.
Pada Sabtu (21/11/2020) seorang petugas KCDC memperingatkan, Korea Selatan bisa mengalami wabah yang lebih para dari dua gelombang sebelumnya, jika gagal menahan penyebarannya saat ini.
Aturan yang diperketat juga dibuat sebagian agar para pelajar bisa melanjutkan ujian masuk perguruan tinggi tahunan, yang dijadwalkan berlangsung pada 3 Desember.
Baca juga: Dari Korsel hingga Jepang, Mengapa Flu Burung Kembali Mewabah?
Tanpa lockdown, Korea Selatan gencar melakukan pelacakan, pengujian dan karantina untuk membendung penyebaran Covid-19.
Akan tetapi negara pimpinan Moon Jae-in itu terus dirundung sejumlah kecil infeksi yang terus berdatangan, membuat total kasusnya sekarang di atas 30.000 dan jumlah kematiannya lebih dari 500 orang.
Baca juga: Timnas Korsel Terlanda Corona, Son Heung-min Kena Imbas
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.