Moderna mengembangkan "vaksin RNA" - artinya bagian dari kode genetik virus corona disuntikkan ke dalam tubuh.
Proses ini memicu pembuatan protein virus, tetapi tidak seluruh virus, yang cukup untuk melatih sistem kekebalan untuk menyerang virus.
Vaksin itu kemudian melatih tubuh untuk membuat kedua antibodi - dan bagian lain dari sistem kekebalan yang disebut sel-T untuk melawan virus corona.
Baca juga: Pfizer Adakan Percontohan Pengiriman Vaksin Covid-19, ke Mana Saja?
Dalam waktu sepekan, hasil positif dari Pfizer, Moderna, dan Rusia telah mengubah peluang kita untuk mengakhiri pandemi.
Sebelum hasil pertama terungkap, vaksin diklaim hanya akan memberikan 50 persen perlindungan.
Tapi di luar dugaan, vaksin itu bukan hanya mungkin, tapi berpotensi manjur.
Sejauh ini, data-data ini juga meningkatkan harapan bahwa pengembangan vaksin lain juga akan berhasil.
Tapi seiring dengan diatasinya suatu tantangan, muncul tantangan baru.
Baca juga: Khawatir Pengaruhi Efektivitas Vaksin, 17 Juta Cerpelai Penyebar Covid-19 Segera Dimusnahkan
Upaya-upaya untuk melakukan vaksinasi terhadap miliaran orang di seluruh dunia sangat besar.
Beberapa pakar mengklaim kondisi akan kembali normal pada musim semi, yang lain memperkirakan pada musim dingin berikutnya. Ada juga pakar yang berpikir bahwa perjalanan masih panjang.
Jawabannya akan tergantung pada seberapa cepat masing-masing negara bisa membawa "harapan dalam botol" ini ke rakyat.
"Kabar dari Moderna ini luar biasa menggembirakan dan mendorong optimisme bahwa kita memiliki pilihan sejumlah vaksin yang bagus dalam beberapa bulan mendatang," ujar Profesor Peter Openshaw dari Imperial College London.
Dia menambahkan, "Kita memerlukan detil yang lebih lengkap dari yang kita dapat di keterangan perusahaan kepada media, namun pengumuman ini menambah perasaan optimisme secara umum. "
Profesor Trudie Lang dari Universitas Oxford mengatakan, "Ini adalah kabar yang sangat baik untuk mengetahui ada vaksin lain dengan hasil kemanjuran yang sama seperti dilaporkan minggu lalu dari Pfizer.
"Ini juga merupakan analisis sementara, yang berarti bahwa ada cukup banyak kasus di dalam para relawan yang divaksinasi untuk memberikan signifikansi statistik dan memungkinkan tim untuk memutuskan siapa yang memiliki vaksin aktif dan siapa yang memiliki plasebo."
Dr Richard Hatchett, Ketua Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi mengatakan, "Hasil Moderna sebaik yang kami harapkan dan sangat menggembirakan."
Baca juga: Usai Disuntik Vaksin Sputnik V, 3 Petugas Medis Rusia Baru Ketahuan Terinfeksi Covid-19
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.