Inggris hari ini mengumumkan bahwa mulai musim semi mendatang akan ada lima juta dosis vaksin Moderna, cukup untuk memvaksinasi 2,5 juta orang.
Negara itu sudah menguraikan rencana vaksinasi yang memprioritaskan orang lanjut usia.
Baca juga: Microsoft: Rusia dan Korea Utara Meretas Perusahaan Pembuat Vaksin
Kita masih belum tahu berapa lama imunitas itu akan bertahan, para relawan harus dipantau lama sebelum itu bisa terjawab.
Ada petunjuk bahwa vaksin itu memberikan perlindungan pada kelompok usia lanjut usia, yang paling berisiko meninggal akibat Covid-19, tetapi tidak ada data lengkap tentang hal itu.
Zaks mengatakan kepada BBC bahwa data mereka sejauh ini menunjukkan vaksin "tampaknya tidak kehilangan keampuhannya" terkait usia.
Namun belum diketahui apakah vaksin hanya mencegah orang terpapar virus dan sakit parah, atau mencegah mereka menyebarkan virus juga.
Semua pertanyaan ini akan memengaruhi bagaimana vaksin virus corona digunakan.
Baca juga: Soal Kapan Vaksin Covid-19 Tersedia, Terawan: Kami Wait and See
Belum ada laporan tentang dampak vaksin pada keselamatan, tapi tak ada satu pun, termasuk paracetamol, yang benar-benar 100 persen efektif.
Kelelahan yang berlangsung singkat, sakit kepala dan nyeri dilaporkan setelah injeksi pada beberapa pasien.
"Efek ini adalah yang akan kita rasakan jika kita vaksin bekerja dan memicu respons imun yang baik," ujar Profesor Peter Openshaw dari Imperial College London
Kedua vaksin menggunakan pendekatan serupa, menyuntikkan bagian dari kode genetik virus untuk memicu respons imun.
Data awal perusahaan menunjukkan vaksin tersebut hampir 95 persen efektif, dibanding vaksin serupa yang dikembangkan Pfizer dan BioNtech yang tercatat memiliki efektivitas sekitar 90 persen.
Vaksin Moderna tampaknya lebih mudah disimpan karena tetap stabil pada suhu -20 derajat celsius hingga enam bulan dan dapat disimpan di kulkas standar hingga satu bulan.
Sementara vaksin buatan Pfizer memerlukan penyimpanan ekstra dingin, dengan suhu -75 derajat celsius, dan bisa disimpan di kulkas selama lima hari.
Vaksin yang dikembangkan Rusia, Sputnik V, juga telah merilis data awal yang menunjukkan efektivitas sebesar 92 persen.
Baca juga: Vaksin Covid-19 terhadap Mutasi Cerpelai sedang dalam Uji Coba Awal