Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekurangan Polisi, Minneapolis Siapkan Rp 7 Miliar untuk Sewa Pasukan Lain

Kompas.com - 15/11/2020, 11:57 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Daily Mail

MINNEAPOLIS, KOMPAS.com - Dewan kota Minneapolis telah mengesahkan alokasi dana 500.000 dollar AS (Rp 7,1 miliar) bagi departemen kepolisian untuk mempekerjakan polisi dari unit lain, setelah beberapa petugas keluar dan memicu peningkatan tindak kejahatan.

Para anggota dewan pada Jumat (13/11/2020) sepakat 7 banding 6 untuk menyetujui dana tambahan itu bagi Departemen Kepolisian Minneapolis (MPD).

Uang itu akan dipakai untuk mempekerjakan 20-40 polisi dari Departemen Sheriff Hennepin County dan Dewan Metropolitan atau Polisi Transit Metro.

Baca juga: Kekurangan Polisi Usai Kematian George Floyd, Kejahatan di Minneapolis Meningkat

Kontrak tersebut akan berlangsung dari 15 November sampai akhir tahun 2020.

Petugas tambahan akan ditugaskan untuk membantu menjawab panggilan 911 dan menangani kejahatan di beberapa titik kota itu.

Wali Kota Minneapolis Jacob Frey mengajukan proposal yang mengatakan bahwa MPD mengalami pengurangan signifikan dalam jumlah petugas, yang mengakibatkan kesulitan memenuhi kebutuhan keamanan publik.

"Minneapolis, seperti pemerintah daerah di seluruh negeri ini, sedang bergulat dengan krisis, memerangi pandemi global, mengatasi kemerosotan ekonomi, dan menegakkan keadilan rasial," kata Frey dikutip dari Daily Mail, Sabtu (14/11/2020).

"Dan pada saat yang sama, lingkungan di seluruh kota kami mengalami peningkatan kekerasan dan kejahatan senjata yang tak tertahankan," lanjutnya.

Baca juga: Hendak Bubarkan Kepolisian, Dewan Kota Minneapolis Bayar Bodyguard Rp 64 Juta Per Hari

Keputusan itu diambil setelah Kepala Polisi Minneapolis Medaria Arradando pada Selasa (10/11/2020) mengatakan, pasukannya butuh lebih banyak sumber daya untuk menghentikan kota yang "berdarah".

"Sumber daya kita menipis, kota kita berdarah dan saya melakukan semua yang saya bisa untuk menghentikan pendarahan itu," tutur Arradando.

Kejahatan di Minneapolis meningkat pesat, dengan mencatatkan angka penembakan dan pembunuhan tertinggi dalam 15 tahun.

Diberitakan Daily Mail, pembunuhan meningkat hampir 50 persen sepanjang 2020. Rinciannya adalah 73 kasus tahun ini berbanding 39 kasus di periode yang sama pada 2019. Sementara itu lebih dari 500 orang telah ditembak sejak awal tahun ini.

Tindak kejahatan yang terjadi termasuk pencurian mobil dan perampokan, yang mencapai angka tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Baca juga: Penembakan di Minneapolis, 1 Orang Tewas

Para penduduk mengatakan, kekerasan di Minneapolis sekarang bahkan lebih buruk daripada pertengahan 1990-an saat kota itu mendapat julukan 'Murderapolis'.

Beberapa warga juga bercerita ke The Washington Post, ada beberapa kasus di mana polisi tidak datang meski 911 sudah ditelepon.

Lebih dari 150 polisi mundur di Minneapolis, tiga kali lipat lebih banyak dari jumlah biasanya yang berkisar 40-45 orang. Beberapa dari mereka mundur karena stres pasca-trauma demo George Floyd.

Baca juga: Kematian George Floyd, Dewan Minneapolis Ganti Polisi dengan Sistem Keamanan Komunitas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com