Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hasil Pilpres AS: Joe Biden Tempel Ketat Trump di "Medan Tempur" Georgia

Kompas.com - 05/11/2020, 16:18 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Kandidat presiden dari Partai Demokrat Joe Biden mulai menempel ketat petahana Donald Trump di Georgia yang merupakan "medan tempur" utama.

Berdasakan hasil penghitungan sementara, Biden kini hanya tertinggal 31.000 suara. Berbeda ketika dia tertinggal 372.000 suara 24 jam sebelumnya.

Tetapi, keberuntungan mantan wakil presiden era Barack Obama itu nyaris pupus di Arizona, salah satu negara bagian kunci di Sun Belt.

Baca juga: Hasil Pilpres AS: Suara Biden Melonjak Jadi 153.710 di Michigan, Ternyata Salah Ketik

Di sana, pertarungan berlangsung sengit di mana politisi gaek berusia 77 tahun itu hanya unggul 79.000 suara dari Donald Trump.

Kini, keberuntungan Joe Biden dan Trump diuji di negara bagian terrisa. Mereka butuh 270 suara elektorat untuk melenggang ke Gedung Putih.

Sejauh ini berdasarkan data Associated Press yang ditampilkan di tracking Google, Biden mengumpulkan 264. Dia butuh enam lagi untuk menang.

Selain itu sebagaimana diberitakan Sky News Kamis (5/11/2020), Biden juga unggul dalam hal popular votes, di mana dia meraup 72,1 juta suara.

Sementara Trump merengkuh 214 electorat votes. Meski begitu untuk popular, dia mendapat 68,6 juta. Naik tiga juta dibandingkan 2016.

Meski pihak komisi Pilpres AS meminta agar semua pihak tenang, kubu petahana sudah mengumumkan bakal mengambil jalur hukum.

Baca juga: Update Pilpres AS: Trump Mengaku Dicurangi, Biden Semakin Unggul

Bahkan, secara mengejutkan saat berpidato di Gedung Putih, presiden berusia 74 tahun itu mengumumkan dia menang meski penghitungan belum selesai.

Para "pengamat pemilu" merespons dengan marah di mana mereka bernyanyi dan menuntut agar diizinkan masuk ke ruang penghitungan.

Sementara massa yang tidak suka dengan Trump dilaporkan melakukan protes di lokasi seperti New York dan Negara Bagian Pennsylvania.

Pengacara petahana, Rudy Giuliani, melontarkan spekulasi liar tanpa bukti di mana dia menuding Biden melakukan kecurangan hingga 5.000 kali.

Biden sendiri di kediamannya di Delaware, meski tidak menyiratkannya secara gamblang, dia menuturkan sudah memimpin jauh dari pesaingnya tersebut.

Baca juga: Joe Biden di Ambang Kemenangan Pilpres AS 2020

"Kita sebagai rakyat tidak akan tinggal diam. Kita sebagai rakyat tidak akan dirundung lagi. Kita sebagai rakyat tak akan menyerah," tegasnya.

Meski menyuarakan keyakinan, mantan senator Delaware itu harus menelan kekecewaan karena mengalami kekalahan di "medan tempur" selain Georgia.

Dia gagal mendapatkan Florida dan Ohio, di mana berdasarkan jajak pendapat terakhir dia berpeluang merebut dua daerah itu.

Joe Biden juga gagal mendapatkan Texas, benteng Partai Republik yang sebelumnya diprediksi akan memberikan suaranya ke Biden.

Meski begitu berdasarkan survei dari Sky News/NBC, Biden masih memperoleh momentum dengan melenggang di wilayah Michigan dan Wisconsin.

Trump sendiri sudah menuding lawannya melakukan "kecurangan besar", dan mengajukan gugatan ke Mahkamah Agung AS agar penghitungannya dihentikan.

Baca juga: Pilpres AS: Biden Ungguli Penghitungan Sementara Suara, Trump Kirim Serangkaian Tuntutan Hukum

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

ICJ Perintahkan Israel Buka Penyeberangan Rafah di antara Mesir dan Gaza

Global
Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Pria Ini Pesan Burger McDonald's dengan Menghapus Semua Unsur, Ini yang Didapat

Global
Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Surat Perintah Penangkapan Netanyahu Disebut Tak Berlaku di Hongaria

Global
Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Singapore Airlines Ubah Aturan Sabuk Pengaman dan Rute Setelah Turbulensi Fatal

Global
Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Singapore Airlines Minta Maaf Setelah Penumpang Terluka Keluhkan Diamnya Maskapai

Global
Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Kepala CIA Bakal ke Paris, Bahas Lagi Gencatan Senjata di Gaza

Global
Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Beberapa Sumber: Putin Inginkan Gencatan Senjata di Ukraina Garis Depan

Global
Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Mampukah Taiwan Pertahankan Diri jika China Menyerang?

Internasional
Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Kematian Presiden Raisi Membuat Warga Iran Terbagi Jadi Dua Kubu

Internasional
China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

China Uji Coba Rebut Taiwan dalam Lanjutan Latihan Perang

Global
Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Tanah Longsor di Papua Nugini, Diyakini Lebih dari 100 Orang Tewas

Global
Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Wanita Ini Kencan 6 Kali Seminggu agar Tak Beli Bahan Makanan, Hemat Rp 250 Juta

Global
Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Penikaman di China oleh Seorang Pria, 8 Orang Tewas

Global
Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Imbas Perang di Gaza, Otoritas Palestina Berisiko Alami Keruntuhan Keuangan

Global
Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Hari Ini, Mahkamah Internasional Bakal Putuskan Upaya Gencatan Senjata di Gaza

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com