Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Trump, Twitter Tandai dan Hapus Twit Mahathir soal Perancis

Kompas.com - 30/10/2020, 19:36 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Twitter kembali bertindak atas twit provokatif yang dinilai melanggar aturan komunitas mereka.

Pada Jumat (30/10/2020) pagi twit eks perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad dihapus setelah lebih dulu ditandai label glorifikasi kekerasan.

Di twitnya pada Kamis (29/10/2020) itu politisi berjuluk Dr M tersebut menulis bahwa "Muslim berhak marah dan membunuh jutaan orang Perancis atas pembantaian di masa lalu."

Baca juga: Dianggap Mengglorifikasi Kekerasan, Twit Mahathir Mohammad Dihapus

Mahathir sebenarnya memberi penjelasan tentang twitnya yang kontroversial itu bahwa tindakan tersebut tidak sejalan dengan ajaran agama, tetapi menulisnya secara terpisah dalam utasnya di Twitter.

Alhasil twit bernada provokasi itu langsung viral di Twitter dengan ribuan retweet, likes, dan replies.

Dari pantauan Kompas.com, Twitter terlebih dulu melabeli twit Mahathir itu pada Kamis malam dengan keterangan "Twit ini melanggar Aturan Twitter tentang glorifikasi kekerasan. Namun, Twitter telah menentukan bahwa ini mungkin kepentingan publik sehingga twit tetap dapat diakses."

Kemudian pada Jumat pagi twit Mahathir itu sudah dihapus Twitter dengan keterangan "Twit ini tak lagi tersedia karena melanggar Aturan Twitter".

Baca juga: Sebut Macron Primitif, Mahathir Dukung Boikot Produk-produk Perancis


Ikuti jejak Trump

Kebijakan menandai twit tersebut pertama kali dilakukan Twitter saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berkicau tentang keabsahan metode mail-in ballots di pilpres tahun ini.

Trump berkicau bahwa usul penggunaan balot lewat surat adalah salah satu bentuk penipuan substansial.

Twitter kemudian memberikan label peringatan cek fakta di bawah twit itu, sebagai bagian dari upaya mereka mengikis informasi sesat.

Baca juga: Pertama Kalinya, Twitter Beri Twit Trump Peringatan Cek Fakta

Twit Trump lainnya yang mendapat label dari Twitter adalah saat demonstrasi kematian George Floyd.

Trump di Twitter-nya pada 29 Mei menulis, militer sedang dikirim ke lokasi kerusuhan guna membantu kepolisian berjuang mengendalikan massa.

"Ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai, Terima kasih!" tulis Trump yang mengacu pada bagaimana penegakan hukum akan menangani insiden tersebut.

Baca juga: Twit Trump soal George Floyd Ditandai Glorifikasi Kekerasan oleh Twitter

Tak hanya itu, Twitter juga menghapus retweet Trump pada video kampanye yang memakai lagu Linkin Park berjudul In The End tanpa seizin penciptanya.

Lalu yang terbaru Twitter menyembunyikan twit Trump soal virus corona pada 6 Oktober, karena dianggap "menyesatkan dan informasinya berpotensi merusak".

Oleh Twitter, kicauan itu disembunyikan meski netizen masih bisa melihatnya di akun resmi Trump.

"Kita harus belajar hidup dengan Covid-19, sama seperti kita memelajarinya dari (flu biasa). Di populasi besar penyakit ini kurang mematikan!" tulis suami Melania tersebut.

Baca juga: Trump Kampanye Pakai Lagu In The End, Fans Linkin Park: Chester Bennington Bisa Bangkit dari Kubur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com