PARIS, KOMPAS.com - Sebuah serangan dengan pisau telah membunuh 3 orang dan melukai beberapa lainnya di sebuah gereja di Nice, Perancis pada Kamis (29/10/2020).
Peristiwa itu digambarkan oleh wali kota Nice sebagai terorisme, yang terjadi kurang dari dua pekan setelah terjadi serangan pemenggalan kepala seorang guru sekolah menengah bernama Samuel Paty oleh seorang pria asal Chechnya.
Penyerang Paty, Abdoullakh Anzorov, mengatakan dia ingin menghukumnya karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya dalam pelajaran kewarganegaraan.
Sebelum dua kejadian itu, telah terjadi beberapa penyerangan di Perancis selama beberapa tahun terakhir yang disebut sebagai aksi terorisme oleh pemerintah Perancis.
Berikut deretan kasusnya, yang dilansir dari Reuters pada Kamis (29/10/2020):
Baca juga: Penjaga Konsulat Perancis di Jeddah Ditikam Seorang Warga Arab Saudi
Dua orang ditikam dan terluka di Paris pada 25 September tahun ini di dekat bekas kantor majalah satir Charlie Hebdo, tempat militan Islam melakukan serangan mematikan pada 2015.
Seorang pria yang berasal dari Pakistan ditangkap atas serangan pertengan September itu.
Mickael Harpon, seorang spesialis IT berusia 45 tahun dengan izin keamanan untuk bekerja di markas polisi Paris, membunuh 3 petugas polisi dan 1 pegawai sipil sebelum ditembak mati oleh polisi.
Dia dilaporkan telah masuk Islam sekitar 10 tahun sebelumnya.
Baca juga: 3 Korban Tewas dalam Penyerangan Pisau di Perancis, Salah Satunya Dipenggal
Seorang pria bersenjata membunuh 3 orang di barat daya Perancis setelah mengangkat sebuah mobil, menembaki polisi, dan melakukan menyanderaan di supermarket.
Dia berteriak, “Allahu Akbar”, sesaat sebelum pasukan keamanan menyerbu gedung dan membunuhnya.
Dua penyerang membunuh seorang pendeta dan melukai sandera lainnya secara serius di sebuah gereja di Perancis utara sebelum ditembak mati oleh polisi setempat.
Francois Hollande, yang merupakan presiden Perancis pada saat itu, mengatakan kedua penyandera itu adalah orang yang berjanji setia kepada ISIS.
Baca juga: Penusukan di Gereja Nice Perancis, Pelaku Ditahan, Presiden Rapat Darurat
Seorang pria bersenjata mengendarai truk berat ke antara kerumunan orang yang merayakan Bastille Day di kota Nice, Perancis.
Dalam persitiwa itu menewaskan 86 orang dan melukai puluhan orang lainnya, dalam serangan yang diklaim oleh ISIS.
Penyerang diidentifikasi sebagai orang Perancis kelahiran Tunisia.
Seorang Perancis asal Maroko menikam seorang komandan polisi hingga tewas di luar rumahnya di pinggiran kota Paris dan membunuh rekannya, yang juga bekerja untuk polisi.
Penyerang mengatakan kepada polisi negosiator selama pengepungan bahwa dia menjawab seruan ISIS.
Baca juga: Terjadi Penusukan di Gereja Perancis, 2 Tewas dan Beberapa Luka-luka
Paris diguncang oleh beberapa serangan senjata dan bom yang hampir bersamaan terjadi di situs hiburan di sekitar kota, di mana 130 orang tewas dan 368 lainnya luka-luka.
ISIS mengatakan bertanggung jawab atas serangan itu. Dua dari 10 pelaku kejahatan yang diketahui, adalah warga negara Belgia dan 3 lainnya adalah warga Perancis.
Dua militan Islamis menerobos dalam pertemuan editorial mingguan satir, Charlie Hebdo, pada 7 Januari dan menghujani dengan peluru, hingga menewaskan 12 orang.
Militan lainnya membunuh seorang polisi wanita pada hari berikutnya dan melakukan penyanderaan di supermarket pada 9 Januari, yang menewaskan 4 orang sebelum polisi menembaknya hingga tewas.
Baca juga: Orang Irak Bakar Bendera Perancis Saat Perayaan Maulid Nabi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.