Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lubang Neraka Darvaza, Penemuan Soviet yang "Tak Disengaja"

Kompas.com - 24/10/2020, 12:59 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KOMPAS.com - Di Turkmenistan, tepatnya di sebuah gurun bernama Karakum, gurun yang panas dan sangat luas terdapat sebuah lubang besar yang terbakar selama lebih dari 40 tahun.

Lubang itu memiliki lebar 230 kaki dan kedalaman 65 kaki, terletak di dekat desa Darvaza, Turkmenistan.

Secara teknis, lubang besar itu disebut kawah gas Darvaza namun penduduk setempat rupanya menyebut kawah itu dengan "gerbang neraka".

Baca juga: Bantah Isu Meninggal, Presiden Turkmenistan Tampil Saat Liburan di Gerbang Neraka

Lubang itu telah menarik banyak wisatawan setiap tahunnya dengan banyak orang mendirikan kemah liar di sekitar lubang api itu.

Tak hanya manusia, menurut Smithsonian Magazine, laba-laba lokal juga tampak terjun ke dalam lubang, terpikat sampai mati oleh nyala api yang membara.

Pertanyaannya, bagaimana 'gerbang neraka' itu bisa muncul di tengah gurun di Turkmenistan?

Pada tahun 1971, ketika Republik Turkmenistan masih menjadi bagian dari Uni Soviet, sekelompok ahli geologi soviet pergi ke Karakum mencari ladang minyak.

Baca juga: Kisah Misteri: Kejamnya Lubang Neraka Gulag Era Soviet

Ketika mereka menemukan titik yang mereka anggap sebagai ladang minyak besar, mereka mulai mengerbor.

Sayangnya, mereka ternyata sedang mengebor di atas kantong gas alam metana besar yang tak dapat menopang berat peralatan mereka.

Titik atau situs itu pun runtuh beserta seluruh peralatan bor, memicu runtuhnya batuan sedimen gurun yang rapuh sehingga membuat lubang berbentuk seperti kawah.

Meski tidak ada korban terluka dari insiden itu, para ilmuwan menyadari adanya masalah lain setelah runtuhnya situs tersebut.

Baca juga: Trump Disambut Ribuan Demonstran di “Lubang Neraka”

Gas alam di situs itu sebagian besar terdiri dari metana, yang meski tidak beracun namun dapat menggantikan oksigen dan itu sangat berbahaya juga bagi satwa yang tinggal di Gurun Karakum.

Tak lama setelah kawah itu tercipta, hewan-hewan yang berkeliaran di daerah itu mulai mati. Selain mengambil alih oksigen, gas metana juga berbahaya karena sifatnya mudah terbakar.

Jadi dengan beberapa pertimbangan, para ilmuwan memutuskan untuk menyalakan kawah dengan api dan berharap semua gas alam yang berbahaya akan terbakar dalam waktu beberapa minggu.

Namun faktanya, kawah itu masih terbakar hingga kini. Menarik banyak turis mau pun hewan yang tak curiga dengan 'api' yang menyala.

Baca juga: Di Turkmenistan, Sebut Virus Corona Saja Bakal Berakhir di Penjara

Pada tahun 2010, Presiden Turkmenistan Kurbanguly Berdymukhamedov khawatir bahwa api di kawah itu akan mengancam kemampuan negaranya untuk mengembangkan ladang gas di dekat situs tersebut.

Kurbanguly smepat meminta pemerintah daerah untuk merencanakan pengisian kawah tapi belum ada tindakan apa pun terhadap kawah tersebut.

Sampai sekarang, kawah darvaza tetap membara dan menarik banyak perhatian masyarakat internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Respons Cepat Emirates Airlines Tangani Kekhawatiran Penumpang Anak Tuai Pujian

Global
Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Anak Mahathir Bantah Diselidiki terkait Korupsi di Malaysia

Global
Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Dramatis, Pilot Melamar Pramugari dalam Penerbangan Polandia

Global
Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Menhan Rusia Ingin Negara Sekutunya di Asia Tingkatkan Latihan Militer

Global
Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Korea Utara Tuduh AS Politisasi Masalah HAM

Global
Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Rangkuman Hari Ke-794 Serangan Rusia ke Ukraina: Warga Latvia Diminta Siapkan Tempat Berlindung | IOC Bicara Rusia dan Israel

Global
 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com