Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Bahayakan Ratu, 2 Aktivis Thailand Ditangkap

Kompas.com - 16/10/2020, 17:35 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

BANGKOK, KOMPAS.com - Pihak berwenang di Thailand telah mengajukan dakwaan paling berat terhadap dua demonstran pro-demokrasi di bawah pasal UU yang mencakup kekerasan terhadap ratu.

Melansir Associated Press (AP) dua demonstran bernama Ekachai Hongkangwan dan Paothong Bunkueanum ditahan pada Jumat (16/10/2020) yang dapat menghadapi hukuman penjara seumur hidup.

Dakwaan diberikan kepada 2 aktivis itu ketika mereka memimpin protes yang berlanjut untuk menuntut permintaan rakyat di antaranya menuntut pemilihan perdana menteri baru, perubahan Konstitusi agar lebih demokratis dan mereformasi monarki.

Para demonstran menunjukkan kekuatan mereka pada Kamis malam (15/10/2020) dengan 10.000 orang berkumpul di pusat ibu kota Bangkok, tidak mengacuhkan larangan dalam dekrit nasional yang sebelumnya diumumkan.

Baca juga: Kenapa Demonstran Thailand Pakai Salam 3 Jari Hunger Games? Ini Ceritanya...

Polisi mengumumkan pada Jumat bahwa mereka akan memblokir jalan yang menuju ke persimpangan Rajprasong di Bangkok di mana demonstrasi dilakukan setelah para demonstran menyeru para pendukung untuk kembali berkumpul.

Kelompok bantuan hukum Pengacara Hak Asasi Manusia Thailand mengatakan sedikitnya 51 orang telah ditangkap sejak Selasa lalu sehubungan dengan protes tersebut.

Ekachai adalah seorang aktivis veteran yang telah beberapa kali diserang secara fisik atas kritiknya terhadap militer.

Sementara Paothong, seorang mahasiswa yang juga dikenal sebagai Francis Bunkueanum, telah terlibat dalam mengorganisir protes yang terjadi baru-baru ini.

Baca juga: Unjuk Rasa Besar Menentang Dekrit Darurat Thailand: Kami Ingin Kebebasan

Insiden pada Rabu kemarin di mana keduanya diduga terlibat sangat mencengangkan bagi sebagian besar warga Thailand, karena menurut tradisi dan hukum, anggota keluarga kerajaan diperlakukan dengan sangat hormat.

Video yang beredar luas di media sosial memperlihatkan orang-orang dengnan kerumunan mengolok-olok iring-iringan mobil kerajaan yang membawa Ratu Suthida dan Pangeran Dipangkorn yang lewat perlahan.

Aparat keamanan berdiri di antara kendaraan dan massa, namun tidak tampak ada tindakan kekerasan.

Peristiwa olok-olok itu terjadi selama demonstrasi besar ketiga di Bangkok yang dipanggil oleh para pengunjuk rasa.

Mereka mulai demo di Monumen Demokrasi kota, setelah itu beberapa ribu orang berbaris ke Gedung Pemerintah, tempat kantor Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha berada.

Baca juga: Thailand Umumkan Dekrit Darurat: Demonstran Ditangkap, Pertemuan 5 Orang Lebih Dilarang

Pada saat yang sama, Raja Maha Vajiralongkorn dan anggota keluarga kerajaan lainnya sedang berkendara untuk menghadiri upacara keagamaan kerajaan di Grand Palace.

Iring-iringan mobil Ratu Suthida menemui kerumunan kecil yang berkumpul di Gedung Pemerintah di depan pengunjuk rasa.

"Kami tidak diberitahu oleh polisi tentang iring-iringan mobil kerajaan yang akan datang. Mereka tidak memberi tahu kami," kata Paothong kepada wartawan, Jumat (16/10/2020).

"Begitu kami tahu bahwa ada iring-iringan mobil ratu dan pewaris takhta, saya mencoba melepaskan diri dari barisan dan menggunakan megafon saya untuk meminta semua orang menjauh dari penghalang polisi sehingga iring-iringan mobil dapat lewat dengan mudah," ujarnya.

Baca juga: Demonstran dan Loyalis Kerajaan Thailand Saling Unjuk Gigi di Jalanan

Deklarasi keadaan darurat yang dikeluarkan PM Prayuth mengatakan bahwa tindakan itu diperlukan sebab "kelompok pelaku tertentu bermaksud untuk memicu insiden dan gerakan yang tidak diinginkan di Bangkok dengan berbagai cara dan melalui jaringan yang berbeda, termasuk mengganggu iring-iringan mobil kerajaan."

Prayuth mengatakan pada Jumat bahwa pemerintahnya berharap dapat menghentikan keadaan darurat sebelum durasi normal 30 hari apabila "situasinya membaik dengan cepat."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Kepala Propaganda yang Melayani Ketiga Pemimpin Korea Utara Meninggal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com