Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China dan Rusia Jadi Anggota Dewan HAM PBB, meski "Miliki Catatan Buruk"

Kompas.com - 14/10/2020, 11:04 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Penyulut Api Ditempatkan di Pemadam Kebakaran

UN Watch, salah satu kelompok yang menentang tiga negara itu menduduki Dewan HAM PBB, mengatakan pemilihan mereka bertentangan dengan apa yang mereka praktikkan.

"Memilih kediktatoran sebagai hakim-hakim PBB untuk masalah HAM bagaikan menempatkan sekelompok penyulut api sebagai penanggung jawab di bagian pemadam kebakaran," kata direktur eksekutif UN Watch, Hillel Neuer.

Kursi keanggotaan Dewan HAM PBB dikelompokkan ke dalam lima kawasan.

Untuk kawasan Asia Pasifik, negara-negara yang juga mencalonkan diri adalah Arab Saudi, China, Nepal, Pakistan, dan Uzbekistan untuk mengisi empat kursi.

"Pelanggar HAM berulang-ulang seharusnya tak dihadiahi dengan kursi di Dewan HAM," demikian pesan Louis Charbonneau dari HRW.

Baca juga: Roslinda, Wakil Anak Indonesia Suarakan Dampak Covid-19 di Pertemuan Online PBB

Dua kursi kelompok Eropa timur yang kosong dibidik oleh Rusia dan Ukraina. Kelompok Eropa barat akan diduduki oleh Perancis dan Inggris.

Pantai Gading, Senegal, Malawi, dan Gabon mencalonkan diri untuk mengisi empat kursi kawasan Afrika.

Kawasan Amerika Selatan dan Karibia akan ditempati oleh Meksiko, Kuba, dan Bolivia untuk tiga kursi yang ada.

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menarik keanggotaan negaranya dari Dewan HAM PBB pada 2018 dan mengejeknya "munafik".

Baca juga: Korut Langgar Sanksi PBB, Eks Pemain Juventus Terseret

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com