Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China dan Rusia Jadi Anggota Dewan HAM PBB, meski "Miliki Catatan Buruk"

Kompas.com - 14/10/2020, 11:04 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - China dan Rusia terpilih untuk duduk di Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), meski dua negara tersebut menghadapi tuduhan sebagai negara dengan catatan pelaksanaan HAM yang paling buruk di dunia.

Arab Saudi, yang juga mencalonkan diri untuk masuk ke Dewan HAM PBB, gagal mendapatkan suara.

Sejumlah pihak memprotes masuknya China atas perlakuan terhadap kelompok minoritas Muslim Uighur di Xinjiang.

Sementara itu, Rusia menghadapi tuduhan telah meracuni orang-orang yang kritis terhadap pemerintah.

Tidak diketahui apakah kritik yang dialamatkan kepada Riyadh terhadap pembunuhan jurnalis senior, Jamal Khashoggi, dua tahun lalu menjadi faktor penyebab negara itu tidak mendapatkan kursi.

Baca juga: Bos Besar Media Hong Kong Ditangkap, HAM PBB Serukan Peninjauan Ulang

Kelompok pegiat HAM, Human Rights Watch (HRW), mengatakan kegagalan Arab Saudi untuk memenangkan cukup suara adalah pengingat perlunya lebih banyak persaingan untuk memblokir kandidat yang tidak layak.

Anggota Dewan HAM PBB harus menjunjung standar tertinggi.

Sebelumnya, Sidang Majelis Umum PBB di New York pada Selasa (13/10/2020) diagendakan untuk memilih 15 dari 47 kursi anggota yang ada.

Negara anggota baru akan menduduki kursi di Dewan HAM selama masa bakti tiga tahun terhitung mulai Januari 2021.

Pemilihan ini melibatkan kesepakatan-kesepakatan di belakang layar. Negara calon anggota dinyatakan kalah jika mengantongi kurang dari 97 suara dalam pemilihan rahasia.

Baca juga: PBB: Warga Gaza Mengais Sampah Demi Mendapatkan Makanan

Kelompok-kelompok HAM menyerukan kepada anggota PBB untuk mempertimbangkan ulang posisi ketiga negara itu ketika pemungutan suara digelar.

Mereka kembali mengangkat perlakuan Beijing terhadap kelompok-kelompok minoritas, termasuk Muslim Uighur di Xinjiang, dan pemberlakukan undang-undang keamanan di Hong Kong.

Mereka juga menggarisbawahi Rusia bahwa Moskwa kerap dicurigai meracuni para pengkritiknya.

Adapun Arab Saudi terlibat dalam skandal pembunuhan Khashoggi di Konsulat Arab Saudi di Istanbul pada 2018.

Dalam berbagai kesempatan terpisah, ketiga negara selalu mempertahankan catatan HAM mereka.

Baca juga: PBB: Setiap 16 Detik, Ada 1 Bayi yang Meninggal di Dalam Kandungan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com