Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahas Soal Nuklir, Trump Ancam Iran: Don't F*** With Us

Kompas.com - 11/10/2020, 20:41 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Dalam sebuah wawancara dengan pembawa acara radio konservatif Rush Limbaugh pada Jumat (9/10/2020), Trump melontarkan kata kasar "If you f*ck around with us" kepada pemerintah Iran, seperti yang dilansir dari Newsweek pada Jumat (9/10/2020). 

Trump menuduh Iran kelompok militan, menargetkan serangan terhadap kepentingan AS di Timur Tengah dan diam-diam mengejar senjata nuklir.

"Jika Anda macam-macam terhadap kami, jika Anda melakukan sesuatu yang buruk kepada kami, kami akan melakukan hal-hal yang belum pernah dilakukan sebelumnya kepada Anda," ancam Trump yang positif Covid-19, yang berdebat dengan Teheran.

Baca juga: Dukung Trump Terpilih Lagi, Taliban: Dia Konyol untuk Seluruh Dunia, tapi Waras dan Adil untuk Kami

Selama wawancara 90 menitnya dengan Limbaugh, Trump kebanyakan mengamuk melawan saingan Demokratnya. Kemudian, dia mempromosikan catatan kebijakan luar negerinya, termasuk hubungannya Iran.

Melansir Middle East Eye pada Jumat (9/10/2020), Trump menegaskan kembali janjinya untuk mengamankan perjanjian baru dengan Republik Islam itu, jika dia terpilih kembali.

"Jika saya menang, kami akan memiliki kesepakatan besar dengan Iran dalam satu bulan," kata Trump, menekankan para pemimpin Iran akan "sekarat" sampai mereka kalah.

Limbaugh kemudian bertanya tentang kesepakatan yang apa yang dimaksud Trump.

"Tidak ada senjata nuklir," kata Trump, yang menarik AS keluar dari kesepakatan nuklir multilateral Iran pada 2018.

Baca juga: Terungkap, Trump Ingin Buka Baju Ala Superman Saat Keluar dari Rumah Sakit

Kesepakatan itu, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA), telah membuat Iran mengurangi program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi terhadap ekonominya.

Perjanjian tersebut, disahkan oleh AS dan Iran, serta China, Perancis, Jerman, Rusia, Inggris, mencabut sanksi internasional terhadap Iran sebagai ganti negara Iran yang mengekang produksi nuklirnya.

Di bawah kepemimpinan Trump, justru Washington menarik diri dari kesepakatan nuklir pada Mei 2018.

Sejak itu AS terus memberlakukan langkah-langkah yang dirancang untuk mengisolasi ekonomi Iran, merusak hubungan perdagangannya, dan membuat mata uangnya anjlok.

Sanksi terbaru dan luas melanda bank-bank besar Iran setelah apa yang AS sendiri anggap sebagai akhir dari kesepakatan Iran, sebagai hasil dari permintaan resmi ke PBB oleh pemerintahan Trump.

Baca juga: Trump Sesumbar Kalahkan Covid-19, Sapa Pendukungnya Tanpa Masker

Baik PBB maupun pihak lain dalam perjanjian nuklir tidak mengakui keputusan AS, tetapi Iran tetap merasakan pukulannya.

Kerusakan yang terjadi pada Iran telah menjadi sumber kebanggaan bagi pemerintahan Trump, seperti yang dilansir dari Newsweek.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com