Meski pun, ada undang-undang 1989 yang disahkan untuk mencegah kekejaman terhadap komunitas, kekerasan terhadap perempuan Dalit tidak pernah berhenti. Mereka terus dibuntuti, dianiaya, diperkosa dan dibunuh tanpa ada hukuman yang adil.
Baca juga: Gadis Kasta Dalit Diperkosa dan Dianiaya hingga Lumpuh, Tersangka dari Kasta di Atasnya
Sepuluh perempuan Dalit diperkosa setiap hari di India tahun lalu, menurut angka resmi pemerintah. Negara bagian Uttar Pradesh di India Utara memiliki jumlah kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan tertinggi.
Tiga negara bagian, Uttar Pradesh, Bihar dan Rajasthan, melaporkan ada lebih dari setengah kasus kekejaman terjadi terhadap para perempuan Dalit.
Dalam penelitian yang dilakukan pada 2014 terhadap 500 perempuan Dalit di 4 negara bagian terkait kekerasan yang mereka hadapi ditemukan, 54 persen mengaku mengalami serangan fisik, 46 persen persen mengalami kekerasan seksual, 43 persen menghadapi kekerasan domestik, 23 persen diperkosa, dan 62 persen mengalami kekerasan verbal.
Perempuan Dalit menanggung beban kekerasan dari semua kasta, termasuk pihak mereka sendiri.
Kelompok Center for Dalit Rights meneliti 100 insiden kekerasan seksual terhadap perempuan dan gadis Dalit di 16 distrik di India. Penelitian dilakukan antara tahun 2004 dan 2013.
Mereka menemukan, bahwa 46 persen korban berusia di bawah 18 tahun, dan 85 persen berusia kurang dari 30 tahun.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Lapar sampai Mati demi Bela Kasta Dalit, Mahatma Gandhi Rela Mogok Makan
Pelaku kekerasan berasal dari 36 kasta berbeda, termasuk dari Dalit sendiri.
Satu alasan kenapa kaum Dalit terutama perempuan menanggung beban kekerasan adalah karena mereka mulai angkat bicara tentang yang mereka alami.
Titik balik sejarah kekerasan terhadap perempuan Dalit di India terjadi pada 2006.
Saat itu, ada 4 orang anggota keluarga dari kasta Dalit, seorang perempuan, dengan anak gadisnya yang berusia 17 tahun serta 2 putranya dibunuh secara brutal oleh pria-pria dari kasta atas lantaran konflik lahan.
Insiden yang terjadi di desa terpencil Khairlanji di negara bagian Maharashtra bermula ketika 2 orang perempuan Dalit itu menuju ke kantor polisi untuk mengajukan komplain atas sengketa tanah dengan anggota kasta atas di desanya.
"Insiden mengerikan ini menggerakkan hati nurani kasta Dalit dan menyoroti penderitaan sosial dan diskriminasi mereka," kata sejarawan Uma Chakravarti.
Baca juga: Hamil karena Diperkosa, Gadis 16 Tahun di India Dibunuh Ayah dan Kakaknya
Kasta atas diguncang dengan serangan balik kaum Dalit. Dalam kasus Hathras pekan lalu, laporan menunjukkan keluarga korban memiliki perselisihan selama 2 dekade dengan sebuah keluarga dari kasta atas.
Di seluruh negeri, transformasi sosial mengirim gadis-gadis Dalit ke sekolah dan mendorong perempuan Dalit dan kelompok feminis untuk membuat suara mereka didengar.
"Tidak seperti sebelumnya, kepemimpinan perempuan Dalit yang solid mengartikulasikan keluhannya sendiri dan memimpin perjuangan tanpa campur tangan orang lain," kata Dr Yengde.
Perempuan Dalit melawan dan serangan balasannya tampaknya lebih brutal dari sebelumnya.
"Sebelumnya kekerasan tidak terlihat dan tidak dilaporkan," kata Manjula Pradeep, seorang aktivis hak asasi Dalit terkemuka.
"Sekarang kami dilihat. Sekarang kami lebih kuat dan lebih tegas. Sebagian besar kekerasan sekarang adalah untuk mengingatkan kami tentang batas-batas kami," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.