MOSKWA, KOMPAS.com - Dmitri Trenin, direktur Carnegie Moscow Center dan mantan kolonel di tentara Rusia, mengatakan di Twitter setiap pembicaraan damai Armenia dan Azerbaijan kemungkinan besar akan gagal.
Lantaran, Azerbaijan diperkirakan akan terus mendesak pasukan Armenia untuk meninggalkan daerah kantong, sesuatu yang tidak akan diterima Armenia.
"Rusia tidak bisa mundur," kata Trenin seperti yang dilansir dari Reuters pada Minggu (11/10/2020).
“Bagi Rusia, masalah terpenting di Kaukasus Selatan adalah keamanan perbatasan Rusia dari para jihadis yang datang dari Timur Tengah dan tempat lain, dan meningkatnya peran Turki di kawasan itu,” tulis Trenin.
Ia melanjutkan, “Ini berarti bahwa Moskwa tidak dapat meninggalkan konflik Nagorno-Karabakh dan membiarkan perang berkecamuk.”
Pertempuran baru dalam konflik yang telah berlangsung puluhan tahun telah menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang yang lebih luas di Turki, sekutu dekat Azerbaijan, dan Rusia, yang memiliki pakta pertahanan dengan Armenia.
Baca juga: Presiden Iran Peringatkan Perang Armenia-Azerbaijan dapat Picu Perang Regional
Bentrokan juga meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan jaringan pipa yang membawa minyak dan gas Azeri ke Eropa.
Pertempuran tahun ini merupakan yang terparah sejak perang 1991-1994 yang menewaskan sekitar 30.000 orang dan diakhiri dengan gencatan senjata yang berulang kali dilanggar.
Turki menyambut baik kesepakatan gencatan senjata, tetapi mengatakan masih banyak lagi upaya yang dibutuhkan.
" Gencatan senjata kemanusiaan adalah langkah pertama yang signifikan, tetapi tidak akan menjadi solusi yang langgeng," kata kementerian luar negeri Turki dalam sebuah pernyataan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan