Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serangan Pesawat Nirawak Azerbaijan Jadi Tanda Pertempuran Tahap Baru Setelah 30 Tahun

Kompas.com - 09/10/2020, 20:58 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Editor

KOMPAS.com - Sebuah video serangan pesawat tanpa awak Azerbaijan yang menyasar kubu Armenia di wilayah Nagorno-Karabakh menandakan tahap baru dalam konflik yang telah berlangsung selama 30 tahun, yang belakangan kembali memanas.

Melansir BBC Indonesia pada Jumat (9/10/2020), video itu menguatkan dugaaan bahwa Azerbaijan memiliki pesawat tanpa awak buatan Turki, Bayraktar, sebuah langkah yang menuai kritik dari dunia internasional.

Kementerian Pertahanan Azeri mendistribusikan foto-foto yang direkam oleh drone pengintai, yang menyediakan lokasi target, dan video dari pesawat tanpa awak "kamikaze".

Pesawat tak berawak itu disebut melontarkan amunisi yang menghancurkan target dengan cara terbang ke arah sasaran dan meledakkannya.

Baru-baru ini kedua kubu telah membeli persenjataan, dengan Azerbaijan membeli lebih banyak dari Armenia, khususnya sistem pesawat tak berawak.

Baca juga: Perang Armenia-Azerbaijan Sulit Berakhir, Perbedaan Pandangan Sejarah Jadi Pemicunya

Bintang pesawat tanpa awak

Sistem senjata yang sedang banyak dibicarakan dalam konflk antara Armenia dan Azerbaijan adalah pesawat tanpa awak Bayraktar TB2 buatan Turki.

Para ahli mengatakan bahwa kebanyakan video yang didistribusikan militer Azerbaijan dalam serangan ke Nagorno-Karabakh direkam oleh TB2.

Pesawat tanpa awak ini dikembangkan beberapa tahun lalu oleh perusahaan Turki, Baykar.

Pesawat itu bisa beroperasi secara otomatis dan bisa digunakan untuk pengintaian dan menentukan lokasi target.

TB2 adalah bintang dalam pasar pesawat tanpa awak. Turki menggunakannya di Suriah selama operasi pada Februari silam dan di Libya ketika melawan pasukan pemberontak Khalif Haftar.

Turki juga menjual TB2 ke Ukraina, pada 6 Oktober lalu, kantor berita Turki Anadolu melaporkan bahwa Serbia juga tertarik membelinya.

Baca juga: Azerbaijan-Armenia Akan Berunding di Moskwa, Bicarakan Gencatan Senjata

Sementara, para ahli meyakini Bayraktar TB2 yang mengambil foto-foto penghancuran kendaraan lapis baja Armenia.

Hingga kini belum ada konfirmasi resmi bahwa pesawat tak berawak itu adalah bagian dari sistem senjata Azerbaijan.

Presiden Ilham Aliev, mengumumkan pada 5 Oktober bahwa Azerbaijan memiliki beberapa drone Turki. Namun, dokumen yang membuktikan pembelian dan tanda terima belum dipublikasikan.

Pada Juni, ada laporan media menyebut Kementerian Pertahanan Azerbaijan akan memiliki pesawat nirawak di masa depan.

Andrei Frolov, pemimpin redaksi jurnal Rusia Arms Exports, yakin Azerbaijan mungkin menyimpan pesawat nirawak itu diam-diam, atau mungkin telah menerimanya sebelum konflik terbaru berkecamuk.

Seruan konflik

Tidak adanya informasi resmi tentang ekspor senjata dan penggunaan drone Turki dapat dikaitkan dengan fakta bahwa mereka menggunakan teknologi negara ketiga.

Pada Senin, Kanada mengumumkan akan menghentikan ekspor teknologi ke Turki dalam kaitan dengan produksi drone karena kecurigaan bahwa teknologi-teknologi itu digunakan di Nagorno-Karabakh.

LSM Kanada Project Plowshares mengatakan bahwa gambar serangan drone dari Nagorno-Karabakh menunjukkan bahwa pesawat yang merekamnya menggunakan peralatan yang diproduksi oleh produsen divisi Kanada dari L3Harris Technologies Inc, kontraktor teknologi dan pertahanan multinasional.

Turki menanggapinya dengan menuduh Kanada, sesama anggota NATO, memiliki standar ganda dan bertentangan dengan semangat aliansi militer.

Baca juga: Presiden Iran Peringatkan Perang Armenia-Azerbaijan dapat Picu Perang Regional

Dari pengintaian hingga serangan

Militer Azerbaijan menggunakan berbagai jenis pesawat tak berawak.

Dalam satu video yang dirilis oleh Armenia, sebuah rudal anti-pesawat menghantam pesawat dan siluetnya terlihat sangat mirip dengan pesawat An-2 di era Soviet.

Laporan media menunjukkan ini bisa menjadi pesawat tak berawak yang dirancang untuk mengundang pertahanan udara lawan agar mengungkapkan diri.

Peneliti militer di King's College Lodon, Rob Lee, mengatakan kepada BBC Rusia bahwa perbedaaan utama antara intensifikasi perang saat ini di Nagorno-Karabakh dengan konflik sebelumnya adalah penggunaan drone yang mampu menjatuhkan bom.

Sebelumnya, Azerbaijan hanya menggunakan amunisi.

Menurut pusat studi pesawat tak berawak Bard College di AS, negara itu memiliki 2 drone milik Israel, Heron TP, 10 buah Hermes 4507, 100 buah Sky Strikers, serta 50 buah Harops.

Perusahaan patungan Israel dan Azerbaijan, Azad, telah mengembangkan drone pengintai Aerostar, serta "kamikaze" Orbiter1K dan Orbiter-3. Perusahaan itu juga mengembangkan drone jarak jauh Hermes.

Armenia tidak memiliki drone

Menurut pakar dari Rusia, Andrei Frolov, Armenia sejauh ini tidak memiliki pesawat tak berawak. Dia menyebut itu karena Yerevan menganggap remeh ancaman serangan drone Azerbaijan.

"Mereka tidak mengumumkan rencana apapun untuk membeli drone. Rusia tidak memiliki sistem senjata seperti itu, jadi mereka harus membelinya dari China atau Iran," ujar Frolov.

"Tapi, itu semua tentang uang, meski mereka bisa membeli dari Rusia dengan perjanjian utang, namun membelinya dari China bisa jadi lebih sulit," tambahnya.

Armenia telah memproduksi drone pengintai bermama Krunk, yang berarti derek. Tidak diketahui berapa banyak yang beroperasi di Nagorno-Karabakh.

Frolov mengatakan Armenia membeli sistem rudal jarak pendek Tor dari Rusia, yang efektif melawan drone, tetapi belum ada laporan bahwa peralatan itu sudah dikerahkan di wilayah tersebut.

Beberapa peluncur rudal Osa dan Strela di era Soviet dikerahkan di Nagorno-Karabakh dan telah menjatuhkan beberapa drone Azerbaijan.

Baca juga: Azerbaijan Klaim Jatuhkan Drone Kamikaze Milik Armenia

Apakah drone itu membantu Azerbaijan?

Azerbaijan telah mempublikasikan banyak video yang menunjukkan serangan ke kubu Armenia.

Sasaran utamanya adalah kendaraan lapis baja, gudang senjata dan personel militer. Sistem misil antipesawat bergerak Osa dan Strela juga menjadi sasaran

Hingga kini belum diketahui berapa banyak peluncur rudal yang dikerahkan di Nagorno-Karabakh, dan seberapa parah pertahanan anti-pesawat Armenia dilemahkan oleh serangan tersebut.

Dalam konteks memerangi serangan drone, Osa dan Strela tidak memainkan peran yang menentukan.

"Kami telah melihat banyak video drone menghantam Osa dan Strelas yang sebenarnya merupakan sistem pertahanan udara lama," ujar Frolov.

"Mereka (Armenia) mungkin berusaha sekuat tenaga untuk mendeteksi TB2 di radar mereka, tetapi mereka dirancang untuk melawan helikopter dan pesawat tempur, sehingga mereka kesulitan melihat UAV kecil," kata Rob Lee dari King's College London.

Baca juga: Warga Nagorno-Karabakh: Perang Armenia-Azerbaijan Mengerikan, tapi Kenapa Dunia Diam?

"Tapi, sebenarnya salah satu tugas UAV mungkin untuk menetralkan sistem pertahanan udara Karabakh," ujar Lee kemudian.

Seperti yang disorot oleh ahli militer Rusia, Viktor Murakhovsky, sistem pertahanan udara di Nagorno-Karabakh kurang kuat dibandingkan yang dimiliki Armenia.

Sistem pertahanan udara di sana terdiri dari berbagai sistem yang sudah tua dan tidak memiliki medan radar yang kuat sehingga drone dapat bergerak tanpa diketahui.

"Namun, jauh dari semua sistem pertahanan udara Karabakh telah dihancurkan seperti yang diketahui oleh pihak (Azerbaijan) lainnya. Kami tidak melihat pesawat yang dipiloti di udara di atas medan perang. Azerbaijan belum mengerahkan pesawat tempur atau helikopter tempurnya," ujarnya.

Video serangan drone di Nagorno-Karabakh telah membekas di dunia maya yang membahasnya dengan hangat dan membagikannya secara online dan di media sosial.

Namun, Murakhovsky mengatakan kita seharusnya tidak menilai keefektifan UAV dari video ini, karena "mereka tidak mengunggah gambar kegagalan atau serangan terhadapnya".

Baca juga: Setengah Populasi Nagorno-Karabakh Mengungsi karena Perang Armenia-Azerbaijan Tidak Kunjung Usai

Apakah bisa berlindung dari drone?

Rob Lee, peneliti militer di King's College Lodon, meyakini bahwa serangan drone telah menyebabkan kerugian pada kubu Armenia, meski detailnya hingga kini belum diketahui.

"Itu tidak berarti Azerbaijan dapat mengubah keberhasilan taktisnya dengan TB2 menjadi keberhasilan strategis atau keuntungan teritorial," ujar Lee.

Pakar militer Rusia, Viktor Murakhovsky, mengatakan meski pun drone adalah jenis terbaru di medan perang, senjata itu telah banyak digunakan dan ada sejumlah cara untuk melawannya.

Kelompok militan di Suriah telah mengembangkan taktik untuk melawan serangan drone.

"Mereka menggunakan bangunan bawah tanah sebagai tempat persembunyian, menjadi tempat berlindung untuk kendaraan lapis baja mereka," katanya.

"Karabakh, karena tidak memiliki sumber daya untuk membeli sistem pertahanan udara modern, dapat menggunakan metode itu untuk melawan UAV," katanya.

Dalam situasi ini, membangun konstruksi buatan juga bisa membantu. Dalam satu video yang didistribusikan oleh kementerian pertahanan Azerbaijan terlihat jelas serangan drone menyasar ke model palsu dari sistem misil.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com