Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paus Fransiskus: Kapitalisme Butuh Reformasi

Kompas.com - 04/10/2020, 22:55 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

VATICAN CITY, KOMPAS.com - Paus Fransiskus mengatakan pandemi virus corona telah membuktikan bahwa “teori ajaib” tentang kapitalisme telah gagal dan bahwa dunia membutuhkan jenis politik baru yang mendorong dialog dan solidaritas serta menolak perang dengan segala cara.

Paus Fransiskus pada Minggu (4/10/2020) memaparkan visinya untuk dunia pasca-Covid dengan menyatukan elemen inti dari ajaran sosialnya ke dalam surat ensiklik barunya kepada para uskup Katolik, "Fratelli Tutti" (Semua Bersaudara).

Dokumen tersebut mengambil inspirasi dari ajaran Santo Fransiskus dan khotbah Paus sebelumnya tentang ketidakadilan ekonomi global dan kehancuran planet ini dan menyambungkan seruannya untuk solidaritas manusia yang lebih besar untuk mengatasi masalah saat ini.

Dalam surat itu, Paus Fransiskus menolak bahkan doktrin Gereja Katolik sendiri yang membenarkan perang sebagai alat pertahanan yang sah, dengan mengatakan bahwa itu telah diterapkan terlalu luas selama berabad-abad dan tidak lagi dapat dijalankan.

Baca juga: Didesak untuk Kecam China, Paus Fransiskus Enggan Temui Menlu AS

“Saat ini sangat sulit untuk menggunakan kriteria rasional yang diuraikan pada abad-abad sebelumnya untuk berbicara tentang kemungkinan 'perang yang adil,'" tulis Paus Fransiskus dalam surat yang paling kontroversial itu.

Fransiskus telah menulis surat ensiklik, ini yang ketiga dari masa kepausannya, sebelum virus corona menyerang dan mengubah segalanya mulai dari ekonomi global hingga kehidupan sehari-hari.

Dia mengatakan bahwa pandemi, bagaimanapun, telah mengonfirmasi keyakinannya bahwa lembaga politik dan ekonomi saat ini harus direformasi untuk memenuhi kebutuhan sah orang-orang yang paling dirugikan oleh virus corona.

“Selain cara berbagai negara menanggapi krisis yang berbeda, ketidakmampuan mereka untuk bekerja sama menjadi sangat jelas,” tulis Fransiskus.

"Siapapun yang berpikir bahwa satu-satunya pelajaran yang bisa diambil adalah kebutuhan untuk memperbaiki apa yang telah kita lakukan, atau untuk memperbaiki sistem dan peraturan yang ada, adalah menyangkal kenyataan."

Baca juga: Pimpin Doa Angelus, Paus Fransiskus Doakan Perdamaian untuk Wilayah Kaukasus

Dia mengutip hilangnya jutaan pekerjaan yang parah akibat virus sebagai bukti perlunya para politisi mendengarkan gerakan populer, serikat pekerja dan kelompok yang terpinggirkan dan untuk membuat kebijakan sosial dan ekonomi yang lebih adil.

“Kerapuhan sistem dunia dalam menghadapi pandemi telah menunjukkan bahwa tidak semuanya dapat diselesaikan dengan kebebasan pasar,” tulisnya.

“Sangat penting untuk memiliki kebijakan ekonomi proaktif yang diarahkan pada 'mempromosikan ekonomi yang mendukung keragaman produktif dan kreativitas bisnis' serta memungkinkan untuk menciptakan lapangan kerja, dan tidak memotong (PHK).”

Dia mencela politik populis yang berusaha menjelekkan dan mengisolasi, dan menyerukan “budaya pertemuan” yang mempromosikan dialog, solidaritas, dan upaya tulus untuk bekerja demi kebaikan bersama.

Sebagai hasil dari itu, Paus Fransiskus mengulangi kritiknya terhadap sistem ekonomi global yang "jahat", yang katanya secara konsisten membuat orang miskin terpinggirkan sambil memperkaya segelintir orang.

Baca juga: Paus Fransiskus ke PBB: Gunakan Krisis Covid-19 untuk Hasil yang Lebih Baik, Bukan yang Buruk

 

Paus Fransiskus menolak konsep hak mutlak atas properti bagi individu, sebaliknya menekankan "tujuan sosial" dan kebaikan bersama yang harus datang dari berbagi sumber daya Bumi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com