Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenazah Gadis 19 Tahun yang Tewas Diperkosa Dikremasi Tanpa Seizin Keluarga

Kompas.com - 30/09/2020, 15:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Keluarga gadis 19 tahun yang tewas diperkosa di India menuding, polisi sudah mengkremasi jenazah dia tanpa sepengetahuan mereka.

Si remaja yang berasal dari kasta Dalit, terendah di "Negeri Bollywood", diserang oleh empat orang di Distrik Hathras, utara India.

Dia ditemukan dalam keadaan terluka parah setelah diperkosa, dan tewas setelah dua pekan berjuang hidup di rumah sakit Delhi pada Selasa (29/9/2020).

Baca juga: Gadis Kasta Rendah Tewas Diperkosa, Ditemukan Bersimbah Darah dan Lumpuh

Jurnalis lokal Abhishek Mathur yang melihat kremasi itu mengungkapkan, polisi menahan keluarga gadis 19 tahun agar tak mendekati jenazah.

Mayat remaja itu dilaporkan dibawa ke desa mereka di Negara Bagian Uttar Pradesh pada tengah malam waktu setempat, seperti dilansir BBC.

Keluarga korban menuturkan, penegak hukum datang kepada mereka dan menyatakan bahwa jenazahnya harus dikremasi secepatnya.

"Ketika kami menolak, mereka malah membawa jasad adik saya dengan ambulans dan kemudian mengkremasinya," jelas saudara korban.

Mathur melaporkan, ibu korban sebenarnya berharap bisa melakukan upacara pemakaman bagi putrinya sebelum dikremasi. Namun ditolak.

Baca juga: Fakta Bocah 10 Tahun Dibunuh lalu Diperkosa, Pelaku Ternyata Masih Ada Hubungan Keluarga dengan Korban

"Polisi kemudian membentuk pagar betis untuk mencegah massa yang marah, keluarga, hingga jurnalis agar tidak mendekati mayatnya," jelas Mathur.

Saudara gadis itu mengatakan, beberapa penegak hukum bertindak kasar terhadap mereka dengan mengambil jenazah tanpa izin dan mengkremasinya begitu saja.

Kakak korban menyatakan, beberapa kerabatnya yang berusaha memprotes tindakan itu malah jadi korban penyiksaan, termasuk perempuan.

Kepolisian tidak memberikan jawaban atas pengakuan itu. Namun salah satu pejabat senior berkilah mereka sudah mengantongi restu keluarga.

Baca juga: Susul Ibu ke Kebun, Bocah 10 Tahun Malah Dibunuh lalu Diperkosa

Kematian korban memicu kemarahan di mana aktivis Dalit kangsung menutup pasar utama di Hathras, seraya meminta aparat bertanggung jawab.

Sebabnya adalah cara pihak berwenang menangani kasus tersebut, karena keempat pelakunya disebut berasal dari kasta yang statusnya lebih tinggi.

Keluarga korban mengungkapkan, polisi tidak menahan pelakunya selama 10 hari setelah insiden terjadi. "Mereka membiarkannya untuk mati," keluhnya.

Kasus pemerkosaan dan kekerasan seksual menjadi pemberitaan di India sejak insiden yang menimpa seorang mahasiswi di bus Delhi pada 2012.

Baca juga: Kepalanya Terbentur Batu Usai Diperkosa 5 Pria, Wanita Ini Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com